Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana), untuk mencegah stunting.
"Bangga kencana merupakan program nasional yang kita optimalisasikan di daerah," kata Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid di Toboali, Selasa.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah sangat serius menangani kasus stunting dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
"Pencegahan stunting harus dilakukan secara bersama, tidak hanya pemerintah daerah tetapi juga pihak swasta dan bahkan TNI/Polri," katanya.
Pemkab Bangka Selatan juga menjadikan pemerintah kecamatan sebagai ujung tombak dalam menekan angka kasus stunting, seperti menggelar berbagai kegiatan di antaranya adalah mini lokakarya yang dilaksanakan di Kecamatan Lepar.
Mini lokakarya tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan di antaranya adalah TNI, Polri, para kepala desa, organisasi masyarakat (ormas), dan tenaga medis dari Puskesmas.
Sekretaris Kecamatan Lepar Fandi mengatakan, berdasarkan data dari Dinkes Bangka Selatan bahwa saat ini titik lokus stunting sudah menurun, dari sebelumnya terdapat lima desa sekarang menjadi tiga desa.
"Dua desa yang menjadi lokus stunting itu terdapat di Kecamatan Lepar yaitu Desa Kumbung dan Desa Tanjung Sangkar," katanya.
Ia mengatakan, masing-masing desa saling berkoordinasi dan mulai mendata jumlah anak yang mengalami stunting.
Pihak TNI yaitu dari Babinsa dan Danrmil Lepar juga ikut membantu dalam hal pendekatan, dan turut serta melakukan pendataan, dengan harapan stunting di Kecamatan Lepar mampu ditekan.
"Pihak TNI juga turut serta membantu penanganan stunting ini, karena mereka juga mempunyai program dapur masuk sekolah yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Bangga kencana merupakan program nasional yang kita optimalisasikan di daerah," kata Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid di Toboali, Selasa.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah sangat serius menangani kasus stunting dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
"Pencegahan stunting harus dilakukan secara bersama, tidak hanya pemerintah daerah tetapi juga pihak swasta dan bahkan TNI/Polri," katanya.
Pemkab Bangka Selatan juga menjadikan pemerintah kecamatan sebagai ujung tombak dalam menekan angka kasus stunting, seperti menggelar berbagai kegiatan di antaranya adalah mini lokakarya yang dilaksanakan di Kecamatan Lepar.
Mini lokakarya tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan di antaranya adalah TNI, Polri, para kepala desa, organisasi masyarakat (ormas), dan tenaga medis dari Puskesmas.
Sekretaris Kecamatan Lepar Fandi mengatakan, berdasarkan data dari Dinkes Bangka Selatan bahwa saat ini titik lokus stunting sudah menurun, dari sebelumnya terdapat lima desa sekarang menjadi tiga desa.
"Dua desa yang menjadi lokus stunting itu terdapat di Kecamatan Lepar yaitu Desa Kumbung dan Desa Tanjung Sangkar," katanya.
Ia mengatakan, masing-masing desa saling berkoordinasi dan mulai mendata jumlah anak yang mengalami stunting.
Pihak TNI yaitu dari Babinsa dan Danrmil Lepar juga ikut membantu dalam hal pendekatan, dan turut serta melakukan pendataan, dengan harapan stunting di Kecamatan Lepar mampu ditekan.
"Pihak TNI juga turut serta membantu penanganan stunting ini, karena mereka juga mempunyai program dapur masuk sekolah yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024