Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Helen Sukendy mengimbau warga tidak abai terhadap gejala dan fase penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Pasien DBD yang kritis dan bahkan sampai meninggal dunia, rata-rata terlambat dilakukan penanganan medis karena warga abai terhadap gejala penyakit tersebut," ujarnya di Toboali, Rabu.
Ia menjelaskan, jika warga terpapar DBD biasanya terdapat 3 fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.
"Dengan memahami fase ini diharapkan ke depan masyarakat bisa segera bertindak apabila ada anggota keluarganya terindikasi terkena DBD," ujarnya.
Ia mengatakan, jika ditemukan pasien yang meninggal karena DBD bukan karena faktor alam atau perubahan cuaca, tetapi keterlambatan pasien dalam bertindak untuk segera pergi ke rumah sakit.
"Keterlambatan ini karena masyarakat terkadang menunda ke rumah sakit apabila ada pasien yang mengalami demam terutama anak," ujarnya.
Ia mengatakan, terkadang warga memilih menangani pasien di rumah tanpa ada bantuan tenaga medis sehingga kondisi berakibat terhadap kematian.
RSUD Bangka Selatan mencatat pada Januari hingga Mei 2024 terdapat 80 pasien DBD yang rata-rata adalah kalangan anak.
"Dari 80 pasien tersebut dengan rincian 41 orang laki-laki dan 39 orang perempuan, rata-rata para pasien adalah kalangan anak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Pasien DBD yang kritis dan bahkan sampai meninggal dunia, rata-rata terlambat dilakukan penanganan medis karena warga abai terhadap gejala penyakit tersebut," ujarnya di Toboali, Rabu.
Ia menjelaskan, jika warga terpapar DBD biasanya terdapat 3 fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.
"Dengan memahami fase ini diharapkan ke depan masyarakat bisa segera bertindak apabila ada anggota keluarganya terindikasi terkena DBD," ujarnya.
Ia mengatakan, jika ditemukan pasien yang meninggal karena DBD bukan karena faktor alam atau perubahan cuaca, tetapi keterlambatan pasien dalam bertindak untuk segera pergi ke rumah sakit.
"Keterlambatan ini karena masyarakat terkadang menunda ke rumah sakit apabila ada pasien yang mengalami demam terutama anak," ujarnya.
Ia mengatakan, terkadang warga memilih menangani pasien di rumah tanpa ada bantuan tenaga medis sehingga kondisi berakibat terhadap kematian.
RSUD Bangka Selatan mencatat pada Januari hingga Mei 2024 terdapat 80 pasien DBD yang rata-rata adalah kalangan anak.
"Dari 80 pasien tersebut dengan rincian 41 orang laki-laki dan 39 orang perempuan, rata-rata para pasien adalah kalangan anak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024