Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan edukasi dini pencegahan Demam berdarah dengue (DBD) pada pelajar tingkat sekolah dasar.
"Kali ini kami melakukan edukasi pencegahan penyebaran DBD di SD Negeri 1 Sungailiat, pembelajaran ini saya dianggap penting untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya penyakit DBD," kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Jumat.
Ia mengatakan, pentingnya pemahaman pencegahan penyebaran DBD di tingkat pelajar karena menjadi tumpuan kader juru pemantau jentik (Jumantik) di lingkungan keluarga.
"Siswa yang menjadi jumantik diharuskan membuat laporan berkala kepada guru kelas hasil pantauan di lingkungan seperti, kebersihan bak mandi yang rutin di kuras dan hal yang lain," jelas Boy Yandra yang menjabat Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Disesuaikan usia jenjang pendidikan, kata dia, edukasi pencegahan DBD dilakukan dengan cara sederhana supaya mudah dipahami oleh siswa tingkat sekolah dasar.
Menurutnya, edukasi yang sama juga akan dilakukan di sejumlah sekolah lain di Kabupaten Bangka.
Pencegahan dini penyebaran DBD harus dilakukan terpadu kata Boy Yandra, karena kasus penyakit jenis ini sudah menyebar hampir di semua wilayah kecamatan dengan angka mencapai 114 kasus terhitung dari Januari hingga sekarang.
"Gigitan nyamuk Aedes aegypti juga mengakibatkan kematian hingga empat orang masing - masing dua orang anak usia 4,7 tahun dan 11 tahun serta dua orang dewasa," katanya.
Pencegahan terpadu yang berkelanjutan kata dia, merupakan langkah efektif meminimalisir penyebaran DBD di lingkungan masyarakat.
Dia mengingatkan masyarakat jika mengalami gangguan kesehatan seperti demam segera ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan kesehatan, sebab dalam penanganan kasus DBD harus dilakukan dengan cepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kali ini kami melakukan edukasi pencegahan penyebaran DBD di SD Negeri 1 Sungailiat, pembelajaran ini saya dianggap penting untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya penyakit DBD," kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Jumat.
Ia mengatakan, pentingnya pemahaman pencegahan penyebaran DBD di tingkat pelajar karena menjadi tumpuan kader juru pemantau jentik (Jumantik) di lingkungan keluarga.
"Siswa yang menjadi jumantik diharuskan membuat laporan berkala kepada guru kelas hasil pantauan di lingkungan seperti, kebersihan bak mandi yang rutin di kuras dan hal yang lain," jelas Boy Yandra yang menjabat Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Disesuaikan usia jenjang pendidikan, kata dia, edukasi pencegahan DBD dilakukan dengan cara sederhana supaya mudah dipahami oleh siswa tingkat sekolah dasar.
Menurutnya, edukasi yang sama juga akan dilakukan di sejumlah sekolah lain di Kabupaten Bangka.
Pencegahan dini penyebaran DBD harus dilakukan terpadu kata Boy Yandra, karena kasus penyakit jenis ini sudah menyebar hampir di semua wilayah kecamatan dengan angka mencapai 114 kasus terhitung dari Januari hingga sekarang.
"Gigitan nyamuk Aedes aegypti juga mengakibatkan kematian hingga empat orang masing - masing dua orang anak usia 4,7 tahun dan 11 tahun serta dua orang dewasa," katanya.
Pencegahan terpadu yang berkelanjutan kata dia, merupakan langkah efektif meminimalisir penyebaran DBD di lingkungan masyarakat.
Dia mengingatkan masyarakat jika mengalami gangguan kesehatan seperti demam segera ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan kesehatan, sebab dalam penanganan kasus DBD harus dilakukan dengan cepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024