Sungailiat (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperkuat peran pendampingan masyarakat di Kabupaten Bangka agar ikut mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
"Kami terus memberikan pendampingan dan edukasi pencegahan penyebaran penyakit DBD di tengah masyarakat seperti melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan," kata Ketua HAKLI Bangka Belitung, Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Ia mengatakan, pendampingan perlu dilakukan karena diketahui masih terdapat di sebagian masyarakat masih abai menjaga kebersihan lingkungan, padahal dari lingkungan yang kotor menjadi salah satu sumber penyebaran penyakit terutama DBD.
"Persoalan pencegahan penyebaran penyakit DBD yang dapat mematikan ini, menjadi tanggung jawab bersama," tegasnya.
Menurut Boy Yandra, pihak HAKLI bersama dengan petugas kesehatan di daerah sering turun ke lapangan untuk memberikan pemahaman mengenai berbagai tindakan pencegahan penyakit.
Berdasarkan data laporan dari 12 puskesmas di Kabupaten Bangka yang dirangkum Dinas Kesehatan, terhitung Januari sampai minggu ke 20 bulan Mei 2025, angka kumulatif kasus atau pasien terinfeksi DBD mencapai 157 kasus.
Di Puskesmas Sungailiat melaporkan sebanyak 25 kasus DBD yang ditangani, Puskesmas Sinar Baru sebanyak 12 kasus, Puskesmas Kenanga 38 kasus, Puskesmas Pemali, 13 kasus, Puskesmas Bakam satu kasus, Puskesmas Belinyu sebanyak 14 kasus.
Kemudian di Puskesmas Gunung Muda ditemukan lima kasus DBD, Puskesmas Riau Silip sebanyak 16 kasus, Puskesmas Batu Rusa 26 kasus, Puskesmas Puding Besar satu kasus, Puskesmas Petaling tiga kasus dan di Puskesmas Penagan tiga kasus DBD.
Melihat dari angka penyebaran DBD dengan jumlah terbilang banyak, kata Boy Yandra yang menjabat Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, gerakan pemberantasan sarang nyamuk harus benar-benar ditingkatkan terutama di daerah yang rawan DBD seperti, memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah, menguras bak mandi secara rutin, menimbun atau mendaur ulang barang bekas.