Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merealisasikan empat program strategis untuk mencegah stunting.
"Kita konsisten dan terus berkomitmen merealisasikan empat program strategis untuk mencegah stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Zaitun di Koba, Sabtu.
Sebanyak empat program strategis yang dimaksud adalah Jumat Minum Tablet Tambah Darah Bersama (Juara), menggerakkan menanam kelor dan kutuk untuk memenuhi kecukupan air susu ibu dan kesehatan bayi.
Selain itu, Pelayanan Tera Ulang Anti-stunting ke Puskesmas (Ranting Emas) dan Bersama Cegah Stuntinylg melalui Ayo Makan Ikan (Bang Ayi).
Zaitun menjelaskan pada 2023 angka prevalensi stunting tertinggi se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kabupaten Bangka Tengah turun mencapai tiga persen.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Bangka Tengah pada 2022 sebesar 21, 20 persen, sedangkan pada 2023 sebesar 18,20 persen.
Angka ini terendah kedua setelah Belitung Timur dan lebih rendah dari provinsi dan nasional.
Pendataan pada 11.523 balita itu pada periode Februari 2024.
Ia menjelaskan stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
"Kondisi demikian, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024