Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah produksi cabai di daerah itu sampai triwulan III 2024 mencapai sebanyak 851,52 ton.
"Jumlah produksi cabai petani lokal hingga triwulan III atau September 2024 mencapai sebanyak 851,52 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, jumlah tersebut terdiri dari produksi cabai keriting sebanyak 335,55 ton dan cabai rawit sebanyak 515,96 ton.
Ia mengatakan, adapun jumlah luas tanam tanaman cabai keriting di daerah itu tercatat seluas 37,98 hektare dan cabai rawit seluas 76,06 hektare.
Selanjutnya luas panen tanaman cabai keriting seluas 79,95 hektare dan luas panen tanaman cabai rawit 153,37 hektare.
"Sentra kebun cabai di Belitung tersebar di beberapa wilayah seperti Desa Batu Itam, Desa Buluh Tumbang, Desa Perawas, dan sejumlah desa di wilayah Membalong juga sudah banyak petani cabai," ujarnya.
Tenny menjelaskan, produksi cabai di daerah itu menunjukkan hasil yang cukup positif dan menggembirakan karena mencapai 851,52 ton dari jumlah kebutuhan cabai di daerah itu mencapai 1.200 ton per tahun.
Sebelumnya, lanjut Tenny, Belitung pernah tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di seluruh Indonesia dengan salah satu komoditas yang turut andil menyumbang inflasi adalah cabai.
"Namun kondisinya sekarang petani cabai memang sedikit terpukul karena harga cabai anjlok. Hal ini disebabkan produksi melimpah sedangkan biaya produksi cabai di sini (Belitung) tinggi sedangkan harga jual rendah," katanya.
Disampaikan, peningkatan produksi cabai di daerah itu tidak terlepas dari sejumlah program yang berhasil dijalankan seperti pelatihan dan sosialisasi bagi petani cabai setempat.
Selain itu, keberhasilan ini juga berkat adanya bantuan benih cabai unggul dan sarana produksi lainnya seperti pupuk organik maupun kapur.
"Memang bantuan ini disalurkan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas cabai dan program ini berhasil terlihat dari jumlah produksi cabai yang meningkat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Jumlah produksi cabai petani lokal hingga triwulan III atau September 2024 mencapai sebanyak 851,52 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, jumlah tersebut terdiri dari produksi cabai keriting sebanyak 335,55 ton dan cabai rawit sebanyak 515,96 ton.
Ia mengatakan, adapun jumlah luas tanam tanaman cabai keriting di daerah itu tercatat seluas 37,98 hektare dan cabai rawit seluas 76,06 hektare.
Selanjutnya luas panen tanaman cabai keriting seluas 79,95 hektare dan luas panen tanaman cabai rawit 153,37 hektare.
"Sentra kebun cabai di Belitung tersebar di beberapa wilayah seperti Desa Batu Itam, Desa Buluh Tumbang, Desa Perawas, dan sejumlah desa di wilayah Membalong juga sudah banyak petani cabai," ujarnya.
Tenny menjelaskan, produksi cabai di daerah itu menunjukkan hasil yang cukup positif dan menggembirakan karena mencapai 851,52 ton dari jumlah kebutuhan cabai di daerah itu mencapai 1.200 ton per tahun.
Sebelumnya, lanjut Tenny, Belitung pernah tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di seluruh Indonesia dengan salah satu komoditas yang turut andil menyumbang inflasi adalah cabai.
"Namun kondisinya sekarang petani cabai memang sedikit terpukul karena harga cabai anjlok. Hal ini disebabkan produksi melimpah sedangkan biaya produksi cabai di sini (Belitung) tinggi sedangkan harga jual rendah," katanya.
Disampaikan, peningkatan produksi cabai di daerah itu tidak terlepas dari sejumlah program yang berhasil dijalankan seperti pelatihan dan sosialisasi bagi petani cabai setempat.
Selain itu, keberhasilan ini juga berkat adanya bantuan benih cabai unggul dan sarana produksi lainnya seperti pupuk organik maupun kapur.
"Memang bantuan ini disalurkan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas cabai dan program ini berhasil terlihat dari jumlah produksi cabai yang meningkat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024