Koba (Antara Babel) - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, gencar menyosialisasikan kesehatan reproduksi remaja kepada kalangan perempuan di daerah itu.
"Sekarang ini pengetahuan masyarakat tentang reproduksi remaja masih sangat kurang, maka perlu disosialisasikan," kata Kepala BPPKB Bangka Tengah, Susanti di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, pengetahuan tentang reproduksi remaja ini sangat penting karena ini terkait dengan kesehatan dan perkembangan janin yang dihasilkan.
"Sasaran sosialisasikan kami ini sengaja kepada kalangan ibu-ibu dengan harapan mereka bisa memberikan pemahaman kepada anak gadis remaja mereka terkait kesehatan reproduksi remaja," ujarnya.
Ia juga mengatakan, menikah dengan usia belum matang juga berpengaruh terhadap reproduksi remaja dan juga harus dipahami oleh kalangan remaja puteri.
"Kami terus mendorong masyarakat terutama mereka yang tinggal di pedesaan untuk menghindari pernikahan dini," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelumnya sasaran sosialisasi langsung kepada remaja puteri namun sekarang difokuskan kepada para orang tua dengan harapan bisa memberikan pemahaman kepada anak mereka.
"Tentu kalangan orang tua harus mampu menjalin komunikasi yang lebih terbuka kepada anaknya terutama terkait kesehatan reproduksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Sekarang ini pengetahuan masyarakat tentang reproduksi remaja masih sangat kurang, maka perlu disosialisasikan," kata Kepala BPPKB Bangka Tengah, Susanti di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, pengetahuan tentang reproduksi remaja ini sangat penting karena ini terkait dengan kesehatan dan perkembangan janin yang dihasilkan.
"Sasaran sosialisasikan kami ini sengaja kepada kalangan ibu-ibu dengan harapan mereka bisa memberikan pemahaman kepada anak gadis remaja mereka terkait kesehatan reproduksi remaja," ujarnya.
Ia juga mengatakan, menikah dengan usia belum matang juga berpengaruh terhadap reproduksi remaja dan juga harus dipahami oleh kalangan remaja puteri.
"Kami terus mendorong masyarakat terutama mereka yang tinggal di pedesaan untuk menghindari pernikahan dini," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelumnya sasaran sosialisasi langsung kepada remaja puteri namun sekarang difokuskan kepada para orang tua dengan harapan bisa memberikan pemahaman kepada anak mereka.
"Tentu kalangan orang tua harus mampu menjalin komunikasi yang lebih terbuka kepada anaknya terutama terkait kesehatan reproduksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016