Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat kebutuhan cabai rawit di daerah itu mencapai sebanyak 707 per tahun.

"Kami mencatat kebutuhan cabai rawit di Belitung mencapai 707 ton per tahun," kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Eny Sulistiyowati di Tanjungpandan, Kamis.

Menurut dia, kebutuhan cabai rawit tersebut sudah termasuk kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran, katering, dan bahan baku industri di daerah itu.

Ia mengatakan, sedangkan untuk kebutuhan cabai besar di daerah itu mencapai 533 ton per tahun dan juga sudah termasuk kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran, katering, dan bahan baku industri.

"Maka kebutuhan cabai rawit sebanyak 58,9 ton per bulan dan kebutuhan cabai besar mencapai 44 ton per bulan," ujarnya.

Ia menambahkan, kebutuhan cabai masyarakat Belitung sebagian besar dipasok atau didatangkan dari luar daerah khususnya dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa.

"Sedangkan produksi cabai petani lokal hanya cukup untuk memenuhi sekitar 50 persen saja kebutuhan cabai masyarakat setempat," katanya.

Akan tetapi, lanjut dia, harga cabai di daerah itu dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan mencapai Rp130 ribu per kilogram.

Disampaikan, kenaikan harga ini disebabkan oleh produktivitas cabai menurun karena banyak petani mengalami gagal panen akibat faktor cuaca ekstrem.

"Banyak petani mengalami gagal panen karena faktor cuaca buruk baik di daerah sentra produksi di Pulau Jawa maupun petani cabai lokal yang mengalami penurunan produktivitas karena gagal panen," ujarnya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025