Jakarta (Antara Babel) - Vietnam mengimpor kendaraan pribadi dari Indonesia khususnya pada awal 2017 meningkat puluhan kali lipat dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya.
Jumlah kendaraan yang diimpor dari Indonesia mencapai lebih 1.800 unit dan jenisnya terbanyak yaitu Toyota Innova dan Fortuner, menurut siaran pers KBRI Hanoi yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Berdasarkan pantauan KBRI, pada awal 2017 jumlah mobil yang diimpor Vietnam dari negara-negara ASEAN meningkat lebih dari 230 persen dibandingkan dengan periode awal 2016.
Vietnam Automobile Manufacturers Association (VAMA) menyebutkan peningkatan ini terjadi karena tingginya permintaan terhadap mobil pribadi dan adanya pengurangan bea masuk kendaraan impor jenis sembilan kursi ke bawah dari negara-negara anggota ASEAN yang semula 40 persen menjadi 30 persen. VAMA memprediksi penjualan mobil di Vietnam pada tahun 2017 tumbuh sekitar 10 persen.
Seiring dengan peningkatan tersebut, jumlah kendaraan sembilan kursi ke bawah yang diimpor Vietnam dari Indonesia pada awal 2017 mencapai 1.823 unit senilai 35 juta dolar AS, meningkat tajam dibandingkan dengan periode awal 2016 yang hanya satu unit senilai 10.000 dolar. Impor kendaraannya dari Thailand pada awal 2017 sebesar 1.585 senilai 31 juta dolar atau meningkat 55 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016.
Pasar penjualan mobil di Vietnam pada tahun 2016 mencapai 304.427 unit atau naik 24 persen dibandingkan tahun 2015 yang tercatat 245.000 unit. Jenis mobil yang terjual meliputi kendaraan penumpang sebanyak 182.347 unit, kendaraan niaga 106.347 unit, dan jenis lainnya mencapai 15.733 unit. Dari angka tersebut, penjualan mobil rakitan dalam negeri (completely knocked down/CKD) mencapai 228.964 unit, sedangkan penjualan mobil dalam keadaan utuh (completely built up/CBU) mencapai 75.463 unit.
Pada tahun 2016, mobil yang diimpor Vietnam senilai 2,3 miliar dolar AS (115.000 unit). Selain itu, Vietnam juga mengimpor suku cadang dan aksesoris kendaraan senilai 1,4 miliar dolar AS. Sumber impor mobil ke pasar Vietnam periode Januari - Desember 2016 sebagian besar berasal dari Thailand senilai lebih 640 juta dolar (34.336 unit), China senilai lebih 486,8 juta dolar (10.989 unit), Korea Selatan senilai 295,8 juta dolar (20.204 unit), India senilai 119,5 juta dolar (22.000 unit), Jerman senilai 115,4 juta dolar (3.251 unit), Amerika Serikat senilai 107,8 juta dolar (3.442 unit) dan Indonesia senilai 44,8 juta dolar (3.884 unit).
Dari pengamatan KBRI Hanoi, prospek pasar penjualan mobil di Vietnam semakin membaik. Namun, industri otomotif masih mengalami kesulitan dalam menarik investor asing untuk memproduksi suku cadang dan aksesoris kendaraan. Sementara itu, bea masuk kendaraan CBU dari negara anggota ASEAN lainnya turun dari 40 persen pada tahun 2016 menjadi 30 persen pada tahun 2017, dan diperkirakan mencapai 0 persen pada tahun 2018.
Jika kondisi ini berlangsung terus, tentunya dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor lebih banyak mobil CBU ke Vietnam mengingat industri otomotif Vietnam masih relatif tertinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Jumlah kendaraan yang diimpor dari Indonesia mencapai lebih 1.800 unit dan jenisnya terbanyak yaitu Toyota Innova dan Fortuner, menurut siaran pers KBRI Hanoi yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Berdasarkan pantauan KBRI, pada awal 2017 jumlah mobil yang diimpor Vietnam dari negara-negara ASEAN meningkat lebih dari 230 persen dibandingkan dengan periode awal 2016.
Vietnam Automobile Manufacturers Association (VAMA) menyebutkan peningkatan ini terjadi karena tingginya permintaan terhadap mobil pribadi dan adanya pengurangan bea masuk kendaraan impor jenis sembilan kursi ke bawah dari negara-negara anggota ASEAN yang semula 40 persen menjadi 30 persen. VAMA memprediksi penjualan mobil di Vietnam pada tahun 2017 tumbuh sekitar 10 persen.
Seiring dengan peningkatan tersebut, jumlah kendaraan sembilan kursi ke bawah yang diimpor Vietnam dari Indonesia pada awal 2017 mencapai 1.823 unit senilai 35 juta dolar AS, meningkat tajam dibandingkan dengan periode awal 2016 yang hanya satu unit senilai 10.000 dolar. Impor kendaraannya dari Thailand pada awal 2017 sebesar 1.585 senilai 31 juta dolar atau meningkat 55 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016.
Pasar penjualan mobil di Vietnam pada tahun 2016 mencapai 304.427 unit atau naik 24 persen dibandingkan tahun 2015 yang tercatat 245.000 unit. Jenis mobil yang terjual meliputi kendaraan penumpang sebanyak 182.347 unit, kendaraan niaga 106.347 unit, dan jenis lainnya mencapai 15.733 unit. Dari angka tersebut, penjualan mobil rakitan dalam negeri (completely knocked down/CKD) mencapai 228.964 unit, sedangkan penjualan mobil dalam keadaan utuh (completely built up/CBU) mencapai 75.463 unit.
Pada tahun 2016, mobil yang diimpor Vietnam senilai 2,3 miliar dolar AS (115.000 unit). Selain itu, Vietnam juga mengimpor suku cadang dan aksesoris kendaraan senilai 1,4 miliar dolar AS. Sumber impor mobil ke pasar Vietnam periode Januari - Desember 2016 sebagian besar berasal dari Thailand senilai lebih 640 juta dolar (34.336 unit), China senilai lebih 486,8 juta dolar (10.989 unit), Korea Selatan senilai 295,8 juta dolar (20.204 unit), India senilai 119,5 juta dolar (22.000 unit), Jerman senilai 115,4 juta dolar (3.251 unit), Amerika Serikat senilai 107,8 juta dolar (3.442 unit) dan Indonesia senilai 44,8 juta dolar (3.884 unit).
Dari pengamatan KBRI Hanoi, prospek pasar penjualan mobil di Vietnam semakin membaik. Namun, industri otomotif masih mengalami kesulitan dalam menarik investor asing untuk memproduksi suku cadang dan aksesoris kendaraan. Sementara itu, bea masuk kendaraan CBU dari negara anggota ASEAN lainnya turun dari 40 persen pada tahun 2016 menjadi 30 persen pada tahun 2017, dan diperkirakan mencapai 0 persen pada tahun 2018.
Jika kondisi ini berlangsung terus, tentunya dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor lebih banyak mobil CBU ke Vietnam mengingat industri otomotif Vietnam masih relatif tertinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017