Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kepulauan Bangka Belitung, menyebut pemahaman petani terhadap informasi iklim menjadi faktor kunci dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas padi di tengah meningkatnya ketidakpastian cuaca.
Kepala Stasiun Klimatologi Bangka Belitung Eko Sulistyo Nugroho di Koba, Kamis, mengatakan perubahan pola curah hujan dan musim membuat sektor pertanian menjadi rentan sehingga literasi iklim diperlukan agar petani mampu menentukan langkah budidaya secara lebih presisi.
“Informasi iklim yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk menyusun waktu tanam, memilih varietas, dan merancang strategi budidaya sehingga risiko kerugian akibat anomali cuaca dapat ditekan,” ujarnya saat menggelar kegiatan sekolah lapang iklim (SLI) di Koba, Bangka Tengah.
Subkoordinator Bidang Informasi Iklim Lingkungan BMKG Muhammad Agung Fauzi mengatakan adaptasi pertanian perlu berbasis data mengingat variabilitas iklim yang semakin tinggi.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan prakiraan iklim dan analisis risiko untuk menyesuaikan pola tanam.
"Kemampuan petani membaca potensi cuaca ekstrem dan perubahan musim akan menentukan keberhasilan produksi di tingkat usaha tani," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah Dian Akbarini menilai penguatan kapasitas petani dalam memahami iklim menjadi bagian dari strategi menjaga ketahanan pangan daerah.
Analisis Kalender Tanam (Katam) dan penyesuaian pola tanam berbasis data iklim disebut sebagai instrumen yang dapat membantu petani merumuskan rencana tanam yang lebih adaptif.
"Upaya meningkatkan literasi iklim ini diharapkan mampu membantu petani memanfaatkan peluang iklim yang menguntungkan sekaligus meminimalkan risiko, sehingga produktivitas padi tetap terjaga di tengah dinamika iklim yang semakin kompleks," tutup Dian.
Editor : Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025