Pangkalpinang, 2/2 (Antara Babel) - Warga korban banjir rob di Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mendapat bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Satu unit mobil tangki air bersih karena seluruh sumur dan sumber air bersih terendam air laut pasang, sehingga warga harus mencari air bersih ke desa lain, ujar Kasi Bantuan Sosial Korban Bencana Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos), Aswin di Pangkalpinang, Sabtu.
"Dalam seminggu sekali, kami menyalurkan 1.000 liter air bersih untuk kebutuhan minum, memasak dan kebutuhan warga lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, wilayah Desa Kurau terletak di muara sungai berhadapan langsung dengan laut ini rawan krisis air bersih apalagi saat air laut pasang cukup tinggi ditambah curah hujan, sehingga wilayah tersebut terendam banjir.
"Ketinggian banjir rob bisa mencapai satu meter lebih, apabila air laut pasang disertai hujan lebat," ujarnya.
Menurut dia, kondisi wilayah seperti ini, biasanya rawan endemis berbagai penyakit seperti malaria, DBD, diare, kulit dan lainnya.
"Dengan adanya bantuan air bersih ini, akan mengurangi penularan berbagai penyakit tersebut karena menggunakan air kolong atau bekas penambangan timah untuk air minum, masak, mandi, cuci dan kakus," ujarnya.
Selain itu, kata dia, air yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari tersebut kurang menyehatkan, karena air menimbulkan bau yang tidak sedap, berwarna kekuning-kuningan seiring aktivitas penambangan bijih timah di hulu sungai tersebut.
"Apabila warga mencuci kain putih maka warna kain tersebut akan berubah kuning karena kandungan warna pada air melekat ke kain," ujarnya.
Ia berharap, Pemkab Bangka Tengah untuk segera membangun tempat air bersih, agar masyarakat tidak lagi mengandalkan air sungai yang mulai tercemar limbah penambangan bijih timah yang beroperasi di hulu sungai.
"Kami berharap pemerintah daerah untuk menertibkan tambang-tambang timah di hulu sungai agar air sungai kembali bersih dan bisa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.