Pangkalpinang (ANTARA) - Universitas Bangka Belitung (UBB) bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Bahrin Sungailiat dan Puskesmas Batu Rusa Kabupaten Bangka, menggelar rapid test massal kepada pegawai di lingkungan Kampus, sebagai langkah preventif guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan kerja.
Bertepatan di hari kesaktian pancasila dan sebagai bentuk dukungan pelayanan kesehatan bagi pegawai selama pandemi, Rektor UBB, Ibrahim beserta jajaran mengambil langkah untuk skrining awal COVID-19 dengan melakukan rapid test kepada seluruh pegawai UBB yang akan dilakukan dalam 2 sesi, yakni pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2020.
Ibrahim menyampaikan terima kasih kepada para pegawai yang telah proaktif untuk ikut serta melakukan rapid test, serta kepada tim medis dari Kabupaten Bangka atas dukungan dan bantuan guna memastikan tidak adanya klaster baru dilingkungan kerjanya.
Ia juga menyampaikan rapid test masal ini akan di ikuti kurang lebih 480 orang khususnya pegawai yang ada di lingkungan UBB. Dimasa pandemi dan mencegah penyebaran covid, UBB berlakukan sistem kerja seperti biasa bagi pegawai dengan memberikan fasilitas 2 (dua) hari kerja dari rumah (work from home) secara bergiliran, dan mahasiswa ditetapkan perkuliahan dengan sistem online.
"UBB saat ini dalam pencegahan, namun untuk mahasiswa kita tetapkan perkuliahan dengan sistem online, sementara dosen, tenaga kependidikan dan tenaga supporting tetap bekerja seperti biasa, tapi kami memberikan fasilitas 2 hari untuk work from home dengan cara bergiliran," ujarnya.
Lebih lanjut, Ibrahim mengharapkan hasil dari rapid test nanti sesuai dengan harapan tidak ada yang terindentifikasi covid, sehingga para pegawai dapat meningkatkan rasa nyaman dan ketenangan dalam melakukan aktifitas dilingkungan kerjanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Nora Sukma Dewi, menuturkan rapid test dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan, yakni menerapkan jaga jarak aman, memastikan penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, serta menjaga kebersihan dengan menyediakan handsanitizer.
Nora menjelaskan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangka saat ini dalam keadaan khusus dimana dalam 2 minggu terakhir ada 100 kasus yang teridentifikasi positif covid, dan hampir kasus positif dengan gejala.
Menurutnya, gejala khasnya covid saat ini sudah mulai bergeser, dimana sebelumnya gejala awal hanya berupa batuk, pilek/flu, demam dan sakit tenggorokan, namun sekarang sudah bergeser dengan hilangnya indra penciuman, indra perasa, diare, dan merasa nyeri pada otot.
"Rapid adalah alat skrining awal COVID-19, sehingga harapan kita walaupun hasilnya nanti terjadi reaktif itu belum tentu terkonfirmasi positif, itu harus lagi ditegakkan dengan uji swab," jelasnya.
Apabila nantinya terdapat hasil rapid test teridentifikasi reaktif, lanjutnya, maka pegawai diminta untuk melakukan karantina mandiri dan kooperatif dengan uji lanjutan 2 kali berturut-turut. Sementara pegawai UBB yang turut mengikuti rapid test sempat merasa cemas dan fobia dengan jarum suntik.