Pangkalpinang (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama KBR mengadakan talkshow dan webinar secara virtual, guna mendorong program Kampanye Publik untuk Penggunaan BBM Ramah Lingkungan.
"Kegiatan ini bentuk kolaborasi YLKI dengan pemerintah, masyarakat, operator (Pertamina) yang memiliki visi yang sama untuk secara konsisten mewujudkan dan menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang ramah lingkungan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menyampaikan materi menuju transformasi penggunaan BBM ramah lingkungan, Rabu.
Ia mengatakan, dengan tema "Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru", YLKI mengajak masyarakat melihat fenomena perubahan iklim global (Global Climate Change) yang bisa mewujudkan berbagai krisis.
Dalam menyikapi hal ini, November 2015 lalu, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Protocol, terkait kesanggupannya mereduksi emisi gas karbon antara 29-40 persen pada 2050. Pemerintah Indonesia sudah menggagas kebijakan yang spiritnya sama, yaitu kebijakan Program Langit Biru.
Untuk mewujudkan program langit biru dan juga mereduksi gas karbon sebagaimana janji Presiden Jokowi pada Protokol Paris (2015), maka mau tidak mau target untuk mewujudkan jenis BBM ramah lingkungan (berstandar Euro 2) menjadi suatu keharusan.
"Untuk mewujudkan BBM ramah lingkungan dan digitalisasi SPBU, dimana saat ini pertamina (bersinergi telkom) telah melakukan digitalisasi SPBU diseluruh Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data yang ada saat ini pertamina sudah melakukan Digitalisasi SPBU seluruh Indonesia yakni di 5.500. Ini artinya akan menjamin keamanan pasokan bagi konsumen mendapatkan BBM, tak akan ada kelangkaan BBM di Indonesia.
"Digitalisasi SPBU juga menjamin keandalan pelayanan kepada konsumen, baik dari sisi aksesibilitas dan realibilitasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan bersih adalah hak asasi warga negara yang dijamin oleh Konstitusi dan berbagai Undang-Undang yang ada. Artinya pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib melindungi warganya, yakni mewujudkan kebijakan yang transformatif dalam penggunaan BBM ramah lingkungan (nir premium).
"Polusi udara yang dipicu oleh penggunaan energi fosil (khususnya BBM) sudah pada level membahayakan kesehatan dan keselamatan warga dan lingkungan, dan sudah menjadi the real pandemi.
"Kita menghadapi pandemi COVID-19 sebenarnya kita sebut pandemi yang kecil, karena sesungguhnya ada pandemi yang lebih besar yaitu penggunaan energi fosil dan menjadi pemicu utama polusi udara," ujarnya.
Tulus menambahkan, masih banyak konsumen yang menggunakan premium tujuan untuk berhemat tapi justru ini bisa menimbulkan keborosan pada kendaraan bahkan sampai merugi.
pihaknya juga mendorong kepada pertamina agar ada insentif harga untuk BBM yang ramah lingkungan untuk konsumen. Artinya jangan sampai kualitas BBM semakin naik harganya juga terus naik. Dan ini akan terus kita cek sehingga harga bisa lebih terjangkau kepada konsumen.
"Dan juga diperlukan kebijakan yang transformatif dan sinergi untuk mewujudkan BBM yang ramah lingkungan sehingga kita bisa menyelamatkan lingkungan kita dan menyelamatkan seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Sementara, Deny Djukardi selaku Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina mengatakan, PT Pertamina (Persero) terus mendukung upaya Pemerintah menciptakan udara yang bersih dan sehat dengan mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak yang lebih ramah lingkungan.
"Pertamina berkomitmen terus mengedukasi konsumen untuk menggunakan BBM ramah lingkungan dan yang lebih berkualitas dalam meningkatkan performa kendaraan," ujarnya.
Program langit biru, dilakukan Pertamina atas dukungan pemerintah daerah dan kementerian KLHK untuk menjawab tuntutan dan agenda global dalam rangka mengurangi kadar emisi gas buang kendaraan bermotor sejalan dengan Paris Agreement yang menetapkan reduksi emisi karbon dioksida efektif yang mulai berlaku pada tahun 2020.
Selain edukasi, Pertamina juga memberikan stimulus berupa promo-promo BBM kepada konsumen, agar tergerak untuk mencoba BBM dengan kualitas lebih baik dan merasakan dampaknya ke mesin kendaraan melalui Program Langit Biru.
"Kita berkomitmen mendorong penggunaan BBM dengan RON lebih tinggi, karena selain baik bagi lingkungan juga akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih," tutupnya.