Toboali, Bangka Selatan, 12/2 (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, mengembangkan budidaya ikan air tawar mina padi untuk meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.
"Pada tahun ini, kami akan mengembangkan budidaya ikan air tawar melalui media sawah atau mina padi untuk membantu petani meningkatkan perekonomian, karena saat melakukan panen padi juga secara otomatis akan memanen ikan," ujar Kepala DKP Bangka Selatan Suryadi Budi Setyo di Toboali, Selasa.
Ia menjelaskan, budidaya ikan mina padi ini akan dikembangkan di Kecamatan Toboali, Pulau Besar, Air Gegas dan Kecamatan Payung.
"Selama ini, pemerintah kabupaten menargetkan swasembada beras 2015 dan areal persawahan ini digunakan untuk budidaya ikan air tawar, sehingga produktivitas ikan air tawar akan mengalami peningkatan untuk memenuhi konsumsi ikan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, luas areal sawah mencapai 2.750 hektare tersebar Toboali, Air Gegas, Simpang Rimba, Pulau Besar, Tukak Sadai dan Lepar Ponggok.
Selain mina padi, pihaknya juga mengembangkan dan meningkatkan produksi ikan air tawar di kolam- kolam masyarakat.
"Pembesaran ikan melalui mina padi, membantu petani meningkatkan penghasilan, karena ikan yang dibesarkan melalui media sawah, mampu mencapai bobot panen yang telah ditargetkan dan menyuburkan tanaman padi," ujarnya.
Menurut dia, pengembangan budidaya ikan mina padi ini merupakan komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan produksi perikanan, salah satunya dengan menyalurkan bantuan bibit ikan dan modal bagi kelompok pembudidaya ikan, juga melakukan pengawasan serta pemberian informasi pada kelompok pembudidaya.
"Kami telah menyediakan bibit ikan seperti lele, nila, patin dan lainnya untuk disalurkan kepada petani," ujarnya.
Ia mengatakan, penyaluran bantuan bibit ikan ini untuk memancing minat petani mengembangkan budidaya ikan air tawar, seiring minat petani mengembangkan ikan air tawar masih rendah, karena keterbatasan bibit ikan.
"Saat ini, persediaan bibit ikan di Balai Pembenihan Ikan cukup memadai memenuhi permintaan petani, seiring dioptimalkannya peran dan produksi pembibitan ikan di BBI tersebut," ujarnya.
Menurut dia, tahun lalu, petani kesulitan mendapatkan bibit ikan karena produksi bibit yang masih rendah seiring tempat pembenihan tersebut belum dialiri listrik.
"Pada awal tahun ini, BBI sudah dialiri listrik PLN, sehingga ketersediaan bibit ikan mencukupi dan petani tidak perlu lagi mencari bibit ikan ke kabupaten/kota lainnya," ujarnya.