Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyalurkan bantuan sosial pendidikan kepada 13 mahasiswa dari keluarga tidak mampu sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan derajat pendidikan masyarakat.
"Sebanyak 13 orang mahasiswa tersebut saat ini masih menempuh kuliah di berbagai perguruan tinggi, baik di Babel maupun di luar daerah," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Kamis (2/9).
Pada tahun ini, Pemkab Bangka Barat menyiapkan anggaran bantuan pendidikan mahasiswa dari kalangan keluarga tidak mampu sebesar Rp200 juta, namun yang direalisasikan Rp194.518.500 kepada 13 mahasiswa dari lima kecamatan.
Bantuan tersebut disalurkan kepada mahasiswa dari Kecamatan Parittiga dua orang, Jebus satu, Simpangteritip empat, Mentok lima, dan Kecamatan Kelapa satu orang dengan jumlah yang disalurkan beragam sesuai kebutuhan, antara Rp7,6 juta hingga Rp29,7 juta.
Sukirman berharap, bantuan itu bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka dan bisa menambah motivasi penerima dalam menyelesaikan kuliah dengan baik.
"Bantuan ini merupakan salah satu bentuk keseriusan kami dalam meningkatkan derajat pendidikan warga Bangka Barat dan akan terus kami siapkan setiap tahun," katanya.
Kasubbag Sosial Kemasyarakatan Setda Bangka Barat Agus Sunawan mengatakan program bantuan sosial pendidikan sudah beberapa tahun terakhir dilaksanakan dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran.
"Rata-rata setiap tahunnya disalurkan tidak lebih dari Rp200 juta untuk mahasiswa seluruh jurusan, yang penting warga berdomisili di Bangka Barat," katanya.
Calon penerima bantuan sosial pendidikan sebelumnya diwajibkan untuk mengajukan permohonan kepada Bupati Bangka Barat dengan melampirkan beberapa persyaratan, antara lain salinan KTP, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kuliah dari kampus masing-masing, salinan kartu hasil studi, salinan kartu mahasiswa, surat keterangan tidak mampu dari kepala desa atau lurah, dan rincian biaya yang dibutuhkan.
"Setelah itu, nanti akan ada petugas yang akan melakukan pengumpulan data di lapangan, baik di lokasi tempat tinggal maupun di perguruan tinggi calon penerima tersebut agar bantuan yang akan disalurkan benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Bagian Sosmas Setda Bangka Barat, Armizi mengatakan program bantuan sosial dana pendidikan yang disalurkan biasanya tidak sama dengan yang tercantum pada permohonan karena ada batasan tertentu yang telah diatur dan pertimbangan skala prioritas.
"Sebanyak 13 mahasiswa ini memang sudah kita survei dan benar-benar warga Bangka Barat yang butuh bantuan untuk menyelesaikan kuliah," katanya.