Sampit, Kalimantan Tengah (Antara Babel) - Bekantan yang merupakan salah
satu binatang langka ternyata masih bisa ditemukan di Kabupaten
Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, antara lain di Kecamatan Pulau
Hanaut, meski jumlahnya diperkirakan sangat sedikit.
"Mungkin masih ada, tapi jarang dilihat karena hutan semakin
berkurang, termasuk hewan langka seperti orangutan, bekantan dan lainnya
itu juga semakin menipis. Makanya kesempatan berharga kalau bisa
melihat bekantan," kata Ahmad, warga Pulau Hanaut, Sabtu.
Saat
rombongan Bupati H Supian Hadi Wakil Bupati HM Taufiq Mukri menghadiri
panen raya di Desa Bapinang Hilir Laut, Kecamatan Pulau Hanaut, Jumat
pagi kemarin, sebagian anggota rombongan sempat melihat kawanan
bekantan.
Rombongan menyeberang sungai dari Kecamatan Teluk Sampit dengan menggunakan long boat menuju Pulau Hanaut karena kecamatan ini belum terhubung jalan darat.
Saat sudah memasuki anak sungai hendak sampai ke Desa Bapinang
Hilir Laut, rombongan yang menaiki longboat kedua di belakang rombongan
bupati, dikagetkan dengan kemunculan kawanan bekantan.
Tiga bekantan dewasa dengan tubuh seukuran anak tiga tahun,
meloncat dari pohon bercebur, kemudian menyeberangi anak sungai, kata
dia.
Motoris yang juga kaget melihat tiga monyet dengan ciri hidung
panjang itu, langsung mengurangi kecepatan. Dia memilih membiarkan
bekantan menyeberang dan masuk hutan tidak jauh dari desa.
"Besar sekali bekantan itu. Kalau ini jelas bekantan karena
kelihatan dari hidungnya yang panjang dan besar, membedakannya dari
monyet jenis lain," ujar Dody, seorang penumpang yang sempat
mengabadikan dengan menggunakan kameranya.
Binatang bernama ilmiah nasalis larvatus ini adalah sejenis
monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan
merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya
adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan pada spesies
jantan.
Binatang dilindungi khas Kalimantan yang dikenal pemalu ini makin
jarang ditemukan karena semakin menyempitnya hutan akibat eksploitasi
komersil dan kebakaran lahan.
Ternyata Bekantan Masih Ada di Kotawaringin Timur
Sabtu, 9 Mei 2015 15:49 WIB