Pangkalpinang (ANTARA) - Tim Universitas Bangka Belitung (UBB) yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa berhasil menciptakan produk Pobio FM atau probiotik untuk meningkatkan kualitas pakan ternak yang ramah lingkungan.
"ProbioFM UBB ini merupakan probiotik jenis suplemen dan dekomposer yang pemanfaatannya dikhususkan untuk hewan ternak, sangat baik untuk itik, ayam, burung, kelinci, ikan dan sapi," kata Dosen UBB Rufti, di Pangkalpinang, Minggu.
Tim yang terdiri dari empat orang dosen dan 34 mahasiswa Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB) UBB tersebut telah cukup lama melakukan penelitian dan percobaan sampai berhasil menciptakan ProbioFM dan beberapa produk lainnya.
Gagasan awal menciptakan produk yang akan sangat bermanfaat untuk membantu para peternak tersebut berawal dari Program Matching Fund Kedaireka Kemendikbud 2021.
Probiotik biasa dikenal sebagai bakteri baik atau bakteri sehat dan jika didefinisikan secara lengkap, probiotik merupakan mikroorganisme tertentu yang ada di dalam tubuh hewan dan akan menjamin pembentukan secara efektif organisme yang bermanfaat dalam tubuh inang (hewan), terutama sistem pencernaan karena mampu memperbaiki keseimbangan microflora usus.
Probiotik ini mengandung bakteri menguntungkan yang dimasukkan ke dalam pencernaan untuk mendominasi bakteri yang menimbulkan penyakit (patogen).
Produk ProbioFM UBB memiliki beberapa keunggulan dan manfaat, antara lain mengurangi bau amonia kandang dan kolam ikan, mengurangi populasi lalat, mengurangi bau anyir pada daging dan telur bebek, menurunkan kolesterol daging dan telur itik atau ayam, meningkatkan kesehatan ternak, menurunkan angka kematian ternak, dan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan.
"Dengan penambahan ProbioFM UBB dalam pakan, bisa menekan biaya produksi usaha ternak dan budi daya ikan. Jadi selain ramah lingkungan, hewan dan kandang akan sehat, serta manajemen mudah," kata Rufti.
Hal senada dikatakan anggota tim lainnya, Sudirman Adibrata. Ia mengungkapkan sejauh ini ProbioFM UBB sudah dipasarkan ke masyarakat melalui CV DAM Desa Petaling, Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka.
"Produk ini juga pernah kami promosikan dalam kegiatan Babel Edu Fair Bersinar," ujarnya.
Sudirman menjelaskan Program Matching Fund Kedaireka merupakan program dari Kemendikbud untuk menyambungkan berbagai gagasan yang bisa dikembangkan antara kampus dan dunia usaha.
"Harapan dari program ini agar usaha-usaha yang ada di masyarakat berbasis riset dari para ilmuwan di perguruan tinggi, sebaliknya, apa yang menjadi produk di kampus harus dibantu dunia usaha untuk membuatnya berkembang. Kami berharap pemerintah daerah juga ikut berkontribusi dalam memberikan regulasi untuk melancarkan skema ini," katanya.
Dilansir dari website Keidaireka.id, program Matching Fund Kemendikbud diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian delapan indikator kinerja utama perguruan tinggi.
Delapan indikator tersebut yakni lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus, hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional, program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif serta program studi berstandar internasional.