Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mendorong pemerintah daerah mulai membangun sekolah berbasis inklusi untuk memberikan hak pendidikan yang layak kepada para penyandang disabilitas di daerah masing-masing.
"Untuk permasalahan anak-anak disabilitas atau berkebutuhan khusus ini memang kewenangannya ada di Kementerian Sosial dan sudah kami sampaikan ke Menteri Pendidikan untuk tindak lanjut permasalahan kurangnya anak-anak disabilitas mendapatkan pelayanan pendidikan ini," kata Tri Rismaharini di Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, Sabtu.
Baca juga: Mensos sekolahkan anak disabilitas Pangkalpinang ke sekolah vokal
Hal ini dikatakan, Menteri Risma saat melakukan kunjungan ke Mentok, Kabupaten Bangka Barat, dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2021.
Menurut dia, permasalahan pentingnya memberikan pendidikan yang layak untuk anak disabilitas juga sudah disampaikan kepada Bupati Bangka Barat agar nantinya bisa ditindaklanjuti di daerah itu.
Baca juga: Mensos kunjungi korban banjir rob Desa Batu Belubang Bangka Tengah
"Kami di Kementerian Sosial juga sudah siap memberikan pelatihan kepada para guru sekolah inklusi tentang bagaimana menangani anak-anak berkebutuhan khusus," katanya.
Menurut dia, di sejumlah daerah untuk anak berkebutuhan khusus usia sekolah dasar biasanya tidak mau sekolah atau orang tuanya tidak mau menyekolahkan karena ketersediaan sekolah luar biasa (SLB) di daerah jumlahnya terbatas dan jaraknya cukup jauh dari rumah tinggal.
Baca juga: Mensos bantu cold stroge warga pesisir korban banjir Batu Belubang
Untuk itu, daerah perlu mendorong sekolah di tingkat kecamatan untuk menjadi sekolah inklusi sehingga para anak berkebutuhan khusus bisa mendapatkan pendidikan layak, khususnya untuk tingkat sekolah dasar.
"Itu sudah saya lakukan di Surabaya. Jadi sekarang di Surabaya sudah banyak sekolah dasar yang inklusi," katanya.
Menurut Risma, ketersediaan sekolah inklusi penting, minimal untuk tingkat sekolah dasar karena ada aturan maksimal jarak yang harus ditempuh anak usia sekolah dasar.
Baca juga: Mensos serahkan bantuan Atensi Rp1,477 miliar ke Pemkot Pangkalpinang
"Ada aturan untuk jarak tempuh sekolah anak, untuk SD sekian, SMP sekian dan SMA jangkauannya semakin luas. Nah untuk tingkat SD kalau bisa diperpendek jaraknya dengan menyiapkan sekolah inklusi sehingga mereka tidak harus ke SLB," katanya.
Baca juga: Jelang Peringatan HKSN 2021, Mensos Ingatkan Esensi Kesetiakawanan Sosial
Ketersediaan sekolah inklusi ini juga akan mengurangi anggaran pemerintah karena untuk membangun sekolah luar biasa di tingkat kecamatan sangat mahal, padahal anak yang berkebutuhan khusus jumlahnya hanya sedikit.
Baca juga: Gubernur: Menteri Sosial hadiri puncak HKSN di Babel
"Sebaiknya memang disiapkan sekolah inklusi di tiap kecamatan," ujarnya.
Sekolah inklusi merupakan tempat anak-anak berkebutuhan khusus dapat ikut belajar bersama para siswa normal reguler dengan pendampingan khusus dari guru selama kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya sekolah inklusi diharapkan terjadi kesetaraan anak disabilitas dengan anak normal, terjadi pendidikan yang mengajarkan kebersamaan dan menghilangkan diskriminasi.
Baca juga: Gubernur: Kehadiran Menteri Sosial di Babel motivasi masyarakat lebih peduli
Berita Terkait
Bangka Tengah butuh perda perlindungan disabilitas
25 November 2024 22:24
Babel serahkan bantuan 60 kursi roda untuk disabilitas miskin
22 November 2024 10:14
Babel latih guru umum untuk mengajar anak berkebutuhan khusus
18 November 2024 20:35
Babel kemarin, Perda Disabilitas hingga jumlah DTKS Bangka
10 November 2024 05:06
KPAI: Babel ramah anak disabilitas
9 November 2024 11:26
KPAI rekomendasikan Babel terbitkan perda disabilitas
9 November 2024 11:23
KPAI soroti aktivitas tambang dekat SLB Manggar Belitung Timur
8 November 2024 19:48
KPAI-Pemprov Babel berkolaborasi lindungi anak disabilitas
8 November 2024 19:48