Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, Provinsi Belitung, menyatakan kasus malaria cenderung menurun karena meningkatnya kesadaran masyarakat setempat dalam mencegah penularan penyakit tersebut.
"Berdasarkan data di lapangan pada Januari 2015 ditemukan empat kasus malaria di daerah ini dan pada Februari 2015 tidak ditemukan kasus malaria sama sekali, namun pada Maret, April, Mei dan Juni 2015 masing-masing ditemukan dua kasus malaria," kata Staf Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Pangkalpinang Tri Endriyanto di Pangkalpinang, Jumat.
Selanjutnya, kata dia, pada Juli dan Agustus 2015 hanya satu kasus malaria yang ditemukan. Selain tingkat kesadaran masyarakat yang mulai tinggi, kemarau yang terjadi juga merupakan faktor pengurangan penyebaran bibit penyakit itu.
"Kemarau menyebabkan tempat berkembang biak nyamuk seperti semak-semak, saluran air dan lainnya banyak yang kering sehingga menghambat perkembangbiakan hewan tersebut, jadi secara langsung mengurangi penyebaran penyakit itu," katanya.
Menurut dia, selama kemarau warga cenderung terserang penyakit ISPA dan diare, meskipun begitu warga diharapkan tetap mewaspadai malaria karena nyamuk akan mencari tempat yang berteduh seperti di rumah-rumah.
"Nyamuk suka di tempat yang berteduh ataupun lembab agar bisa berkembang biak dan jika kemarau biasanya mereka banyak berada di dalam rumah seperti di kamar mandi, di bawah tempat tidur dan di dalam lemari, maka itu diharapkan tetap menjaga kebersihan dan kondisi tubuh," ujarnya.
Ia mengimbau kepada warga agar segera membawa keluarga atau pun kerabat dekat puskesmas terdekat jika merasa kurang enak badan atau pun sudah demam beberpa hari.
"Gejala malaria pada umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, terasa nyeri pada otot dan pegal-pegal, jangan ditunda terlalu lama karena dapat membahayakan si penderita penyak tersebut," katanya.
