Belitung, Babel (ANTARA) - Petani kelapa sawit mandiri di Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kesulitan menjual hasil panen buah tanda segar (TBS) karena pabrik penampungan tidak menerima.
"Petani sawit mandiri saat ini mengalami kesulitan menjual hasil panen TBS meskipun harga jual Rp3.617 per kilogram atau lebih mahal dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp2.900 per kilogram," kata Ketua DPD Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Belitung Mahdar di Tanjung Pandan, Rabu.
Dikatakan perusahaan penampungan tidak bersedia menerima TBS hasil panen petani karena alasan stok sawit di gudang perusahaan tersebut sudah penuh.
"Perusahaan yang selama ini tempat menjual TBS petani enggan menerima alasan sudah penuh," jelasnya.
Kondisi yang terjadi sudah beberapa hari mengakibatkan petani tidak memanen kelapa sawit yang masih ada di batang karena khawatir mengalami kerugian lebih banyak sebab beban biaya operasional.
Padahal, dengan tidak di panen kelapa sawit dan masih bertahan di batang dapat mengakibatkan kerusakan pada TBS seperti, busuk, berjamur bahkan tanaman kelapa sawit dapat rusak.
"Saya berharap pemerintah segera membantu petani sawit di Belitung bahkan petani sawit lain di Indonesia agar kondisi perekonomian petani kembali membaik," jelasnya.