Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus berupaya meningkatkan minat nelayan tradisional membudidayakan kerapu, karena permintaan pasar yang tinggi.
"Saat ini minat nelayan membudidayakan kerapu masih rendah, sehingga kita belum mampu memenuhi permintaan pasar yang tinggi," kata Kasi Produksi dan Pengendalian Budidaya Ikan DKP Kepulauan Babel, Winarso di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan produksi budidaya ikan kerapu nelayan Belitung dan Bangka Selatan hanya sekitar 90 ton per tahun, sementara permintaan pasar mencapai 500 hingga 1.000 ton per tahun.
"Saat ini baru nelayan Belitung dan Bangka Selatan yang membudidayakan kerapu, sementara nelayan Bangka Barat, Bangka, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang belum berminat mengembangkan ikan ekspor tersebut," ujarnya.
Menurut dia potensi budidaya kerapu sangat menjanjikan dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan tradisional.
"Kita menginginkan nelayan tidak hanya menangkap ikan, tetapi juga membudidayakan kerapu, kepiting, udang dan lainnya, untuk menambah penghasilan keluarga," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya akan terus memotivasi nelayan melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan dan bantuan bibit, kerambah dan lainnya.
"Budidaya kerapu cukup mudah, tidak membutuhkan perawatan khusus dan biaya besar. Misalnya nelayan cukup memberikan ikan rujah dari hasil tangkapan untuk pakan kerapu," ujarnya.