Pangkalpinang (Antara Babel) - Ratusan ikan air tawar jenis lele di Balai Benih Ikan Lokal Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, mati karena kualitas air buruk akibat kemarau yang terjadi.
"Sekitar 225 ekor lele mati akibat meningkatnya bakteri selama kemarau dan kemungkinan akan terus bertambah karena kemarau masih berlanjut," kata Kepala BBIL Pangkalpinang Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, air di kolam mulai dangkal karena kemarau panjang sehingga mengakibatkan amoniak mudah naik dan menimbulkan bakteri yang dapat berakibat fatal jika sudah menyerang ikan.
"Kami hanya mengharapkan air hujan agar dapat menambah kecukupan air di kolam, meskipun ada sumur tapi airnya juga sudah kering. Amoniak itu sangat berbahaya menimbulkan wabah penyakit yang berakibat fatal bagi seluruh jenis ikan tawar," ujarnya.
Kecukupan dan sirkulasi air sangat penting untuk kelangsungan hidup ikan, jika tidak tingkat stres mudah meningkat serta menghambat pertumbuhan.
"Faktor cuaca sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan itu, semoga saja hujan segera turun agar kualitas air membaik sehingga tidak ada lagi ikan-ikan yang terancam mati," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya belum memindahkan ikan-ikan itu dari kolam karena dikhawatirkan amoniak akan semakin meningkat akibat dipijaknya lumpur dalam kolam tersebut.
"Untuk sementara kami masih membiarkan ikan berada dalam kolam tersebut, sedangkan benihnya sudah diasingkan dalam akuarium dengan sirkulasi dan kualitas air yang bagus," ujarnya.