Pangkalpinang (ANTARA) - Harga cabai dan bawang merah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun setelah bahan bakar minyak (BBM) subsidi naik, karena pasokan komoditas dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera lancar.
"Setelah kenaikan harga BBM ini, harga kebutuhan pokok masih relatif stabil dan cenderung mengalami penurunan," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pantauan petugas BPS di sejumlah pasar tradisional dan moderen dalam minggu ini, harga bawang merah turun menjadi Rp39.500 dibandingkan minggu sebelumnya Rp55.000 per kilogram, cabai merah turun Rp55.000 dibandingkan sebelumnya Rp95.000 per kilogram.
Demikian juga harga cabai rawit turun menjadi Rp69.000 dibandingkan minggu sebelumnya Rp110.000 per kilogram, demikian juga harga berbagai jenis ikan juga mengalami penurunan rata-rata 13,19 persen, karena hasil tangkapan ikan nelayan yang meningkat.
"Harga pangan ini turun karena pasokan dari luar daerah berjalan dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Menurut dia, pasokan cabai, bawang dan kebutuhan pokok lainnya berjalan lancar, karena pelaku usaha di daerah asal pangan memiliki link langsung dengan pelaku usaha di Bangka Belitung.
Misalnya, pelaku usaha dari Brebes yang punya atau membuka usaha distributor bawang merah dan cabai di Bangka Belitung.
"Para pengusaha dari Brebes ini juga memiliki kapal untuk memasok bawang dan cabai ke Pulau Bangka dan Belitung, sehingga mereka dapat mengontrol harga komoditas ini," katanya.
Ia menyatakan dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini tidak mempengaruhi harga komoditas ini, karena pelaku usaha ini memiliki alat transportasi laut dan darat untuk mendistribusikan bawang, cabai dan sayur mayur lainnya.
"Di sinilah kunci pemerintah daerah dengan bekerja sama dengan pelaku usaha dalam mengontrol berbagai kebutuhan pokok masyarakat, sehingga inflasi di daerah kepulauan ini dapat dikendalikan dengan baik," katanya. ***1***