Pangkalpinang (ANTARA) - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan ekspor perdana lada putih "Muntok White Paper" ke Korea Selatan, sebanyak 120 kilogram senilai Rp29 juta dalam bentuk butiran yang dikemas dengan berat 55gr per kemasan .
"Sebagai penghasil timah juga penghasil lada di tingkat nasional dan internasional, hari ini Babel kembali melakukan ekspor perdana lada putih atau yang dikenal "Muntok White Papper" ke Korea Selatan, setelah sebelumnya sudah ke 13 negara lainnya," kata Asisten III Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Yunan Helmi mewakili PJ Gubernur Kepulauan Babel, saat melepas langsung ekspor lada tersebut di terminal Kargo Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Kamis.
Yunan mengatakan, berdasarkan visi, misi serta tujuan Dinas koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah mewujudkan UMKM naik kelas yang mampu bersaing di pasar nasional maupun global, ini membuktikan UMKM mampu bersaing di pasar nasional maupun global
"Pemerintah harus saling bersinergi bersama agar mendorong dan memotivasi para pelaku UMKM di Babel agar lebih bersemangat dan terus berinovasi," katanya.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang, Herwintarti mengatakan, pengiriman lada ke negeri ginseng tersebut adalah salah satu bukti nyata atas kerjasama dan kolaborasi yang baik antara para stakeholder terkait, pelaku usaha kecil dan juga instansi terkait, salah satunya Karantina Pertanian Pangkalpinang dalam upaya menggenjot akselerasi ekspor pada komoditas pertanian Babel.
"Kegiatan ekspor lada tujuan Korea Selatan ini merupakan prestasi tersendiri, karena eksportir kali ini merupakan UMKM yang mampu membuktikan dirinya menembus pasar Internasional yaitu Korea Selatan," kata
Herwintarti mengatakan, ditengah masa sulit selama kurun waktu dua tahun terakhir dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak pada ketidakpastian ekonomi nasional, sektor pertanian sukses menjadi bantalan ekonomi nasional.
"Sektor pertanian justru mencetak rekor surplus dan sukses menjadi penyumbang devisa negara disaat sektor lain terkontraksi," ujarnya.
Karantina Pertanian Pangkalpinang sebagai perwakilan di daerah memiliki peran dan tugas penting dalam menyukseskan program peningkatan nilai ekspor nasional, yaitu melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
"Komoditas unggulan lokal Babel, salah satunya lada, sebagai komoditas yang didorong untuk ditingkatkan kembali nilai ekspornya," ujarnya.
Ia menambahkan, menurut data kinerja ekspor (IQFAST - Badan Karantina Pertanian), capaian kinerja ekspor lada Babel pada tahun 2020 mencapai volume 1.847 ton dengan capaian senilai Rp98 miliar. Menurun di tahun berikutnya pada 2021, hanya mencapai 984 ton senilai Rp 80 miliar.
"Penurunan volume capaian kinerja ekspor lada Babel tersebut tercatat mengalami kontraksi cukup dalam dikarenakan terpukul oleh situasi pandemi Covid-19 berdampak langsung pada menurunnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor dan juga karena faktor terhambatnya sistem distribusi global," terangnya.
Pada kurun waktu 2020-2021 tersebut, jumlah terkoreksi hingga 46 persen terjadi penurunan volume ekspor atas komoditas lada Bangka Belitung. Pada tahun 2022 tercatat hingga kuartal tiga, volume capaian kinerja ekspor perlahan naik kembali.
"Pada periode yang sama seperti di tahun sebelumnya, yakni mencapai 1.843 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp103 miliar, naik 87 persen dari periode tahun 2021," tutupnya.