Jakarta (Antara Babel) - Terumbu karang yang berada dalam ancaman laut
asam hanya dapat diselamatkan dengan pengurangan emisi karbon dioksida
menurut para ilmuwan Rabu (24/2).
Menurut mereka rekayasa kimia pada air laut di sekitar terumbu karang hanya mungkin dilakukan dalam skala sangat kecil.
Dalam
sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti Amerika Serikat, para ilmuwan
mencampur bahan kimia ke satu laguna, yang terputus dari laut saat
surut, di One Tree Island, Australia, untuk mengembalikan secara lokal
tren global pengasaman yang membuat karang semakin sulit membangun
kerangka batu mereka.
Mereka menunjukkan bahwa karang, bagian
dari Great Barrier Reef Australia, tumbuh lebih baik ketika diguyur
dengan air laut yang kondisinya serupa dengan sebelum Revolusi Industri,
yang mengantar pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan karbon
dioksida.
Studi mereka, yang pertama mengisolasi dampak
pengasaman dari faktor yang merusak lainnya seperti naiknya suhu dan
polusi, memperingatkan bahwa "tantangan teknis mungkin akan membuatnya
tidak layak lagi kecuali pada skala sangat terlokalisasi (misalnya,
teluk dilindungi, laguna) . "
"Satu-satunya yang nyata, cara
paling jitu untuk melindungi terumbu karang adalah dengan memangkas
emisi karbon dioksida," kata Ken Caldeira, penulis hasil penelitian dari
Carnegie Institution for Science di Stanford, California.
Karbon
dioksida membentuk asam lemah bila bercampur dengan air, merusak
kemampuan makhluk seperti karang, kepiting, lobster atau tiram untuk
membentuk cangkang pelindung.
"Pengasaman laut sudah merenggut
korban pada kelompok terumbu karang. Ini bukan lagi ancaman untuk untuk
masa depan; ini kenyataannya sekarang," kata penulis utama hasil studi
Rebecca Albright, yang juga dari Carnegie Institution, dalam pernyataan
tentang temuan mereka di jurnal Nature.
Sebuah laporan internasional tahun 2013 menyatakan kecepatan pengasaman laut saat ini yang tercepat dalam 55 juta tahun.
Karang
saja menyumbang hampir 30 miliar dolar AS per tahun untuk ekonomi dunia
sebagai tempat perkembangbiakan ikan, tempat wisata atau pelindung
badai menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA).
Karang juga berada dalam ancaman dari rekor suhu laut, yang diperparah oleh peristiwa cuaca El Nino di Pasifik.
Pemerintah
menyetujui kesepakatan di Paris pada bulan Desember untuk memangkas
emisi gas rumah kaca, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.
Karang Hanya Bisa Diselamatkan Dengan Mengurangi Emisi
Kamis, 25 Februari 2016 23:48 WIB