Bantul (Antara Babel) - Satu penerjun "Jogja Air Show" 2016 Wika Milati
Mulatinigyas (24) meninggal dunia saat melakukan terjun payung dan
tercebur di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta, Sabtu pagi.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan TNI Angkatan Udara
(Lanud) Adisutjipto Yogyakarta Mayor Sus Giyanto korban Wika Milati
Mulatinigyas (24) Warga Blok H-3 Nomor 16 Komplek Lanud Adisucipto
Yogyakarta merupakan atlet Federasi Air Show Indonesia (FASI) yang turut
ambil bagian dalam "Jogja Air Show" (JAS) 2016.
"Korban memang atlet FASI yang melakukan terjun payung," katanya.
Menurut Komandan SAR Pantai Parangtritis Bantul, Ali Joko Sutanto
korban sekitar Pukul 08.15 WIB melakukan penerjunan pada sorti pertama
dari tiga sorti yang direncanakan.
"Menjelang pendaratan korban memutar melawan angin yang sebelumnya
dari arah tenggara menuju barat laut atau mendekati bibir pantai.
Akhirnya korban kecebur ke laut atau melenceng 200 meter daru titik
sasaran," katanya.
Ia mengatakan, tim SAR selanjutnya menuju sasaran pendaratan korban
di laut dan setelah 20 menit berhasil melakukan evakuasi di pinggir
pantai.
"Korban sempat mendapatkan perawatan medis dan dirujuk ke Klinik
Rahma Husada, namun pada Pukul 09.39 WIB korban dinyatakan meninggal
dunia dan dibawa ke RS TNI AU Hardjolukito," katanya.
Kapentak Lanud Adisutjipto Yogyakarta Mayor Sus Giyanto mengatakan
pascakejadian tersebut, pertunjukan JAS 2016 tetap berlangsung. Namun
tanpa menguransi rasa hormat meski JAS tetap berlangsung tetapi untuk
pertunjukan terjun payung dihentikan.
"Khusus untuk kegiatan terjun payung dihentikan hari ini," katanya.
Letnan Satu Tarju, anggota TNI AU yang bertugas di Pantai Depok,
Bantul mengatakan saat penerjunan pertama pada pukul 08.00 WIB dengan
tiga kali penerjunan.
"Korban Wika ikut penerjunan yang pertama dengan jumlah penerbang sekitar 15 penerjun," katanya.
Menurut dia, kondisi arah angin sendiri saat korban mencoba
mendarat di titik yang ditentukan, bergerak silang dari utara ke selatan
dan sebaliknya.
"Itu yang membuat penerjun mengalami kesulitan mendarat, korban
sudah diinstruksikan untuk menarik tali parasut kekanan agar tidak masuk
ke laut, namun demikian justru menarik yang kiri sehingga parasut
bergerak menuju laut dan akhirnya mendarat di laut," katanya.
Ia mengatakan, tidak diketahui apakah penerjun tersebut bisa
berenang atau tidak. Namun yang jelas semua penerbang tidak menggunakan
pelambung padahal jika terjun payung didekat air atau laut harus
menggunakan pelambung.
"Seharusnya sesuai prosedur, penerjun di dekat laut harus memakai baju pelampung," katanya.
Satu Penerjun Tewas Saat Beraksi di Jogja Air Show
Sabtu, 26 Maret 2016 16:32 WIB