Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan kawasan wisata kelekak di Desa Namang yang menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisata lokal dan luar daerah.
"Namang selain memiliki destinasi wisata Hutan Pelawan, juga memiliki potensi untuk dikembangkan destinasi wisata kelekak," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Bangka Tengah Zainal di Koba, Senin.
Ia menjelaskan kelekak itu merupakan bahasa Bangka yang dimaknai dengan kebun tanaman tua yang diwariskan secara temurun dimana di dalam kebun itu tumbuh aneka jenis tanaman yang buahnya bisa dimakan dan dijual.
"Di sepanjang jalan menuju Hutan Pelawan ditumbuhi aneka jenis tanaman kelekak yang jumlahnya mencapai ribuan batang dan sudah berumur tua," katanya.
Tanaman kelekak itu di antaranya adalah durian, duku, rambutan, binjai, cempedak dan jenis tanaman buah lainnya.
"Setiap tahun aneka jenis tanaman tua itu menghasilkan buah yang cukup lebat, sehingga wisatawan bisa mengitari hutan di sepanjang jalan menuju kawasan Hutan Pelawan untuk menikmati aneka buah yang enak dan lezat," ujarnya.
Menurut Zainal, kawasan kelekak bisa dikembangkan menjadi agrowisata karena semua jenis tanaman tua yang sulit ditemukan di tempat lain, namun ada di Desa Namang.
"Kawasan wisata kelekak dan agrowisata juga bisa menjadi objek penelitian bagi para pelajar dan mahasiswa di daerah ini," ujarnya.
Kepala Desa Namang Zaiwan mengatakan bahwa dirinya pertama kali yang menggagas pengembangan kawasan wisata kelekak.
"Saya bersama masyarakat berupaya menjadi Desa Namang sebagai kawasan agrowisata, sekarang sudah mulai dibangun seluas 100 hektare yang nantinya dikelola dan ditata dengan baik untuk bisa menjadi kawasan wisata," ujarnya.
Zaiwan juga saat ini berupaya mengembangkan kawasan wisata khusus kelekak durian yang jumlahnya mencapai ratusan batang di lahan seluas puluhan hektare.
"Durian tersebut, bukan durian budi daya melainkan kelekak atau tanaman tua yang ditanam para orang tua kita terdahulu dan diwariskan kepada anak cucunya secara temurun," ujarnya.
Kendati bukan tanaman budi daya, namun, kelekak durian itu memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata unik.
"Durian tersebut selalu berbuah lebat setiap tahun, saat musim durian kita akan mencoba menawarkan paket wisata kepada para wisatawan dari luar daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, wisatawan diberikan kesempatan menunggu dan mengambil durian jatuh dari batangnya dan pemilik kelekak durian sudah menyediakan pondok untuk tempat bersantai para wisatawan sambil menunggu durian jatuh.
"Nanti wisatawan silahkan menunggu dan mengambil serta mencicipi langsung durian yang jatuh dari batangnya, tidak dibayar kecuali wisatawan ingin membawa pulang beberapa buah durian untuk oleh-oleh," ujarnya.