Mentok, Babel (ANTARA) - Polisi Resor Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak warga untuk bersama-sama mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kejadian kebakaran hutan dan lahan saat ini semakin sering terjadi, ini bisa membahayakan kesehatan, kelestarian lingkungan dan mengancam keselamatan warga sehingga perlu dilakukan pencegahan bersama-sama," kata Wakapolres Bangka Barat Kompol Andri Eko Setiawan di Mentok, Sabtu.
Menurut dia, musim kemarau yang terjadi saat ini cukup panas dan kemungkinan akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga dibutuhkan kewaspadaan bersama agar bisa melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Di Bangka Barat banyak lahan perkebunan dan lahan kosong yang hanya ditumbuhi tanaman semak belukar, dan pada saat musim kemarau tiba, tanaman kering mudah terbakar.
Untuk itu warga diminta untuk melakukan pencegahan dengan cara tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan, tidak membuang puntung rokok sembarangan, dan aktivitas lain yang berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Sekarang musim panas dan rawan terjadi kebakaran hutan, mari bersama-sama menjaga lingkungan tetap kondusif," ujarnya.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, Polres Bangka barat telah memasang sejumlah spanduk dan baliho berisi imbauan cegah karhuta(kebakaran hutan dan lahan) di lokasi-lokasi strategis.
"Kami juga menugaskan para personel untuk melakukan pendekatan langsung kepada warga, tokoh masyarakat, pemuka agama dan para tetua adat agar bisa memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Pola pendekatan dengan masyarakat akan terus dilakukan hingga pelosok, selain untuk memudahkan menyampaikan imbauan, juga untuk menerima berbagai masukan dari warga terkait perkembangan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Berdasarkan data Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangka Barat, sejak Januari hingga akhir Juni 2023 jumlah luas lahan yang terbakar di daerah itu mencapai 41 hektare dengan jumlah kasus 31. Namun hingga akhir Agustus 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi seluas 60 hektare dengan jumlah kejadian di 80 lokasi.