Bangka Selatan (ANTARA) - Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Samsi Jacobalis menghadirkan program Family Supportive Group, dalam rangka mengoptimalkan pengobatan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
"Kami meyakini, program Family Supportive Group ini, dapat meningkatkan semangat anggota keluarga, dalam mendukung kesembuhan ODGJ," kata Psikiater sekaligus Dokter Spesialis Kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Samsi Jacobalis dr Imelda di Tukak Sadai, Rabu.
Ia mengatakan program Family Supportive Group sebagai solusi untuk mengoptimalkan pengobatan dan pelayanan kesehatan bagi keluarga dan penderita ODGJ.
Ia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan program Family Supportive Group, anggota keluarga penderita ODGJ, bisa bertemu secara langsung dengan dokter dan petugas puskesmas untuk saling mengenal dan menguatkan.
"Proses penyembuhan ODGJ ini kan memerlukan waktu yang cukup panjang. Nah, melalui program Family Supportive Group ini, anggota keluarga penderita ODGJ, bisa bertemu secara langsung dengan dokter dan petugas puskesmas untuk saling mengenal dan menguatkan," katanya.
Di kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Suganda Pandapotan Pasaribu, menyebutkan bahwa kesembuhan ODGJ, memerlukan dukungan semua pihak, khususnya dari keluarga penderita ODGJ. Ia meyakini, adanya dukungan dari keluarga, penderita ODGJ dapat segera disembuhkan.
"Semua penyakit baik itu flu, batuk dan penyakit mental, semuanya harus diobati. Jangan kalah dengan penyakit. Yakinlah kepada Tuhan, setiap masalah itu, ada jalannya. Oleh karena itu, mari bentuk support system yang baik, khususnya dilingkungan keluarga kita, agar teman-teman kita yang menderita ODGJ, bisa segera sembuh," katanya.
Sementara itu dalam rangkaian program Gule Kabung dan Aik Bakung yang berlangsung di Balai Desa Tukak Sadai, Rabu (6/9/2023), turut menghadirkan 10 (sepuluh) perwakilan keluarga ODGJ serta sejumlah pasien yang telah sembuh dari ODGJ.
Salah satu perwakilan keluarga penderita ODGJ Kurniawati mengungkapkan bahwa ayahnya sering marah-marah, jalan-jalan, mengamuk, tidur dan keluyuran di hutan, akan tetapi masih mampu berkomunikasi dengan baik.
Menurutnya keluarganya merasa kesulitan mengurusi ayahnya, tidak mau mengonsumsi obat.
"Kalau ketemu, kami usahakan kasih obat. Tapi pas kami kasih obat pasti ditolak. Nanti mengamuk. Kami bingung harus bagaimana lagi," katanya.
Menanggapi hal ini, Psikiater sekaligus Dokter Spesialis Kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Samsi Jacobalis, dr Imelda, mendiagnosa bahwa apa yang dialami oleh ayah Kurniawati tersebut, merupakan gejala awal skizofrenia.
"Sepertinya mengalami gejala awal skizofrenia. Di mana pasien berhalusinasi, mengalami kekacauan pikiran, delusi, merasa terancam dan selalu berusaha membela dirinya. Gejala ini bisa diselesaikan dengan pengobatan," katanya.
"Sebagai keluarga yang bisa kita lakukan adalah teratur memberikan obat. Bisa dengan mencampurkan obat pada makanan yang dikonsumsi pasien. Atau jika masih tidak bisa, obat diberikan melalui suntik. Tentunya dengan bantuan petugas puskesmas setempat," tambahnya.
Mendengar hal itu, Pj Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu yang turut hadir bersama sang istri Maya Suganda Pasaribu memberikan semangat kepada anggota keluarga dan pasien ODGJ, yang hadir saat itu.
"Kita di sini hadir untuk memberikan pengertian dan semangat. Di luar sana masih banyak ODGJ yang tidak terurus karena keluarga mendengarkan stigma-stigma negatif. Jangan biarkan mereka. Segera laporkan ke RSJD untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan," katanya.
"Tetap semangat, yakin lah kepada Tuhan, semuanya pasti ada jalan. Setiap penyakit, termasuk penyakit mental, semuanya sama-sama butuh obat. Kesembuhan ODGJ ini tentunya memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk keluarga. Ayo, bentuk support system yang baik untuk keluarga kita, agar yang menderita ODGJ bisa segera sembuh seperti sediakala," tutupnya.