Belitung (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membuka layanan distribusi air bersih guna membantu masyarakat yang terdampak bencana kekeringan di daerah itu.
"PMI Belitung membuka layanan distribusi air bersih kepada masyarakat yang terdampak fenomena El Nino atau kekeringan," kata Sekretaris PMI Belitung, Bustam di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, layanan pendistribusian air bersih tersebut merupakan instruksi dari PMI pusat yang diteruskan kepada PMI provinsi dan kabupaten/kota guna membantu masyarakat yang mengalami kekeringan.
Bustam mengatakan, dampak kekeringan dari fenomena El Nino diprediksi akan berlangsung cukup panjang.
"Sehingga ami diminta untuk memantau kondisi kekeringan di daerah masing-masing akibat dampak fenomena El Nino yang memang diperkirakan berlangsung cukup panjang," ujarnya.
Ia menjelaskan, PMI Belitung telah menurunkan tim asesmen guna memantau kondisi kekeringan di sejumlah kelurahan dan desa daerah itu.
"Hasil asesmen sementara kami di seluruh kelurahan dan desa di Kabupaten Belitung terdapat sebanyak 22.485 jiwa yang terdampak kekeringan," katanya.
Oleh karena itu, PMI Belitung mulai mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut.
"Laporan itu sudah kami kirimkan ke PMI provinsi dan pusat sambil kami memberikan layanan kepada masyarakat. Kami juga berupaya mendapatkan dukungan dari PMI provinsi dan pusat terkait dampak kekeringan ini," ujarnya.
Dikatakan dia, teknis pendistribusian air bersih tersebut diprioritaskan kepada masyarakat desa yang terdampak kekeringan atau masuk dalam data hasil asesmen sebelumnya.
"Pendistribusian yang kami prioritaskan adalah teman-teman yang telah memberikan data atau pendampingan dari kelurahan/desa sehingga memudahkan kami untuk bergerak," katanya.
Akan tetapi, lanjut Bustam, pihaknya juga tetap melayani permintaan air bersih dari masyarakat lainnya.
"Walaupun nanti ada beberapa permintaan dari warga akan kami layani namun yang prioritas adalah yang difasilitasi oleh desa, karena kami juga ingin tahu letak sumber air yang ada di tempat tersebut dan bisa kami coba distribusikan ke masyarakat," ujarnya.
Ia menjelaskan, guna mendistribusikan air bersih kepada masyarakat pihaknya menggunakan dua armada yakni satu mobil "double cabin" dengan kapasitas tangki 1.100 liter dan satu pikap kapasitas tangki 1.500 liter.
"Rencananya kami ingin mensupport layanan air bersih untuk seluruh kecamatan namun melihat keterbatasan anggaran, SDM, dan armada atau sarana prasarana. Kami juga berharap dinas, instansi, atau non government organization (NGO) kalau bisa kerjasama dengan kami maka kami siap berkolaborasi," katanya.