Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA) - Stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi kader posyandu yang setiap hari bertugas memantau gizi anak dan ibu hamil, namun menjadi tanggung jawab seluruh pihak demi mewujudkan generasi emas 2045.
"Saat ini Pemerintah Provinsi Babel tengah mengupayakan adanya bantuan bagi penanganan stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) berupa penghasilan tambahan dalam belanja untuk kebutuhan sehari-hari. Penerima Masyarakat akan menerima Rp350.000 selama 3 bulan," kata Pj Ketua TP PKK Babel Maya Suganda Pasaribu di Tanjungpandan, Senin.
Ia mengatakan pada pemberian bantuan ini melibatkan dinas sosial dan PT Pos agar bantuan bisa di distribusikan dengan benar.
Ia mengungkapkan pengurus PKK dan Kader Posyandu akan mengajarkan memanfaatkan bantuan ini sehingga bisa jadi PMT (pemberian makanan tambahan) dengan bahan lokal.
Menurutnya ketika PMT lokal dimanfaatkan maka dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar juga. Untuk memproduksi PMT dengan kondisi nutrisi cukup dibutuhkan bahan-bahan makanan yang baik.
Baca juga: PHBS diharapkan jadi perilaku positif yang melekat di masyarakat
Ia mengungkapkan hal ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut sehingga bantuan pemerintah ini dapat memutar roda ekonomi masyarakat.
"PMT ini adalah cara instan untuk menyelesaikan masalah stunting. Namun apakah selesai? Belum tentu. Stunting dapat terjadi karena banyak faktor. Minimnya pengetahuan ibu hamil, ekonomi, pola hidup, ataupun pernikahan dini. Tergantung. Tiap daerah memiliki masalah-masalah yang berbeda. Sembari kita memberikan PMT, penyebab dari stunting ini harus kita evaluasi dan selesaikan bersama," katanya.
Diketahui stunting merupakan masalah yang kompleks, tidak terjadi dalam sepekan atau sebulan. Perlu waktu yang lama untuk anak menjadi stunting, hal ini diawali dengan pemantauan yang minim. Ketika ibu tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk mendapatkan informasi perkembangan anak, maka ibu menjadi lalai untuk memberikan konsumsi dengan gizi penuh. Karenanya semua pihak wajib untuk mengingatkan ibu ini agar disiplin membawa anaknya ke posyandu. Bukan hanya tugas kader posyandu, tapi menjadi tanggung jawab siapa saja yang mengetahui keberadaan anak-anak.
"Anak-anak bukan hanya menjadi urusan Ibu-Ibu saja. Tapi juga Bapak-Bapaknya juga harus ikut bantu," tutupnya.
Berita Terkait
Pangkalpinang raih penghargaan percepatan penurunan stunting
21 November 2024 17:45
Bangka Barat ciptakan lingkungan ramah tumbuh kembang anak
20 November 2024 19:10
Staf Ahli: Kasus Stunting di Bangka mampu dituntaskan
20 November 2024 17:51
BKKBN paparkan 5 pasti & 5 standar baru Audit Kasus Stunting 2024
20 November 2024 14:10
Pemkab Bangka Tengah intervensi kasus stunting hingga ke desa
20 November 2024 09:04
PAUD Pangkalpinang dukung gerakan sekolah sehat turunkan stunting
18 November 2024 20:43
Asisten: Penanganan stunting mampu tingkatkan kualitas hidup
18 November 2024 16:57
Bunda PAUD Pangkalpinang perkuat PAUD HI dan gerakan sekolah sehat
18 November 2024 16:30