Pangkalpinang (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar press conference realisasi kinerja fiskal dan ekonomi regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga 31 Maret 2024.
Kinerja APBN Regional Bangka Belitung sampai Maret 2024 terus dijaga sebagai instrumen andalan untuk melindungi ketahanan domestik atas ketahanan global serta melaksanakan agenda pembangunan dan program prioritas lainnya sesuai dengan amanat UU APBN 2024.
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Edih Mulyadi memaparkan ringkasan kegiatan Alco Regional Babel untuk anggaran yang berakhir di Maret 2024 dan rangkuman yang meliputi kebijakan fiskal di Bangka Belitung.
"Tantangan global tidak semakin ringan karena nampaknya cukup berat akibat adanya ekskalasi di beberapa dunia seperti konflik antara Israel Iran yang semoga tidak semakin luas karena ini berdampak juga di kita terkait rantai pasok dunia dan pasokan bahan bakar minyak," kata Edih saat membuka paparannya dalam press conference tersebut, Senin sore.
Ia mengatakan selain itu, suku bunga juga berpengaruh sehingga belum ada tanda-tanda yang baik meski secara regional bahwa inflasi Kepulauan Bangka Belitung cukup terkendali, secara yoy 1,80% dan mtm 0,04%, ini gabungan dari 4 kota yang ada di Kepulauan Bangka Belitung.
"Dan neraca Perdagangan di wilayah Bangka Belitung dari sisi ekspor terjadi kontraksi meski ekspor impor yang sifatnya mtm ini masih tumbuh begitu impor juga yoy maupun mtm itu masih terkontraksi," ujarnya.
Pajak dalam negeri tercatat tumbuh, ada 2 jenis pajak yang terkontraksi PPN dan PPnBM dan pajak lainnya terkontaksi. Pajak PPH non Migas dan PNBP dua-duanya tumbuh atau ekspansi dan Bea Cukai juga turun baik dari sisi bea masuk maupun keluar dan PNBP yg sifatnya umum maupun Pendapatan BLU keduanya tumbuh.
"Semua belanja juga tumbuh kecuali belanja modal, satu-satunya belanja yang kontraksi. Sedangkan TKD semuanya tumbuh kecuali dana bagi hasil terkontraksi di bulan Maret 2024. Sementara itu, dari sisi sektor ril semua unsur baik konsumsi dan industri pengolahan serta pengadaan listrik dan gas itu lemah," ujarnya.
Edih menambahkan, rekomendasi ALCo Regional yakni, resiko fluktuasi harga komoditas dunia atas timah dan kelapa sawit yang menjadi sektor andalan di Babel. Sawit dan timah harganya cukup bagus karena ini juga berpengaruh pada ketersediaan barang-barang komoditas ini.
"Resiko kenaikan bahan-bahan makanan yang sangat berpengaruh terutama HET beras dan lainnya seperti bawang, cabe dan telur ayam. Resiko meningkatnya jumlah penumpang menjelang idul Fitri juga sangat berpengaruh meski ada tambahan penerbangan dan resiko hambatan dalam percepatan realisasi belanja yang mempengaruhi efektivitas penyerapan anggaran," ujarnya.