Pangkalpinang (ANTARA) - Indonesia-Sentris mengacu pada visi yang dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo, yakni komitmen untuk pembangunan yang tidak hanya terfokus di Pulau Jawa saja, namun diperuntukkan ke seluruh pelosok Indonesia, membangun dari pinggiran Indonesia. Konteks ini bermakna lebih luas, tak hanya harapan untuk pembangunan di bidang infrastruktur, namun juga membangun ekonomi, kebudayaan, dan peradaban baru untuk memperkuat marwah dan identitas Bangsa Indonesia.
Selama ini mungkin terlihat pembangunan, investasi, dan geliat ekonomi hanya terpusat di Pulau Jawa saja, sehingga ini mengindikasikan ketidakadilan dan ketimpangan. Sehingga daerah-daerah pinggiran, terluar, tidak merasakan arti kesetaraan dan kesejahteraan. Untuk itu, konsep Indonesia-Sentris diterjemahkan sebagai wujud kesejahteraan, keadilan, dan kesetaraan untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Menurutnya, tanpa pemerataan, ketimpangan akan tetap terjadi, baik itu ketimpangan kaya dan miskin, ketimpangan antar wilayah, dan menyebabkan ketidakadilan. Oleh sebab itu pembangunan tidak hanya terpusat di Pulau Jawa saja, namun juga di seluruh Indonesia baik berupa Kawasan industri kecil, Kawasan ekonomi khusus, Kawasan ekonomi khusus pariwisata, sehingga membuat daerah tersebut mandiri secara ekonomi.
Saat ini sudah banyak kita lihat pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antar wilayah, antar provinsi, antar pulau, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh Masyarakat. Keberadaan infrastruktur ini juga diharapkan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan potensi ekonomi, potensi pengembangan budaya lokal, dan juga pengembangan sektor pariwisata bagi daerah-daerah tersebut.
Tiga arahan Presiden Joko Widodo terkait pembangunan infrastruktur yakni melanjutkan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran, melakukan percepatan pembangunan infrastruktur, meningkatkan keterhubungan infrastruktur dengan sentra-sentra ekonomi dan kawasan produksi rakyat.
Dengan percepatan pembangunan infrastruktur, diharapkan mampu mempercepat kesejahteraan yang berkeadilan guna mengeliminasi ketimpangan dan kemiskinan.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang merata diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi ekonomi makro, yakni keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan meningkatnya lapangan pekerjaan.
Masifnya pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan ekonomi Indonesia secara global, mempercepat pemerataan pembangunan di seluruh pelosok bahkan di daerah yang belum terjangkau, menggerakkan ekonomi produktif, guna mewujudkan Indonesia Maju di 2045 dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*) Lisia Ayu Andini adalah Staf Humas Diskominfo Babel