Pangkalpinang (ANTARA) - Balai Karantina Kesehatan (BKK) Kelas II Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengintesifkan skrining kesehatan di pelabuhan, guna mencegah penularan HIV AIDS di lingkungan pelabuhan daerah itu.
"Kegiatan ini untuk memastikan insan pelabuhan bebas HIV AIDS," kata Kepala Kepala BKK Kelas II Pangkalpinang Agus Syah di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan skrining kesehatan gratis kepada nakhoda, Anak Buah Kapal (ABK), agen kapal, dan pekerja di Pelabuhan Pangkalbalam, guna mencegah terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang ataupun dibawa oleh alat angkut angkutan laut di lingkungan pelabuhan ini.
Selain itu BKK Kelas II Pangkalpinang juga mengintensifkan koordinasi dengan nakhoda dan agen kapal, apakah ada anak buah kapal yang mengalami sakit agar penanganan HIV AIDS dan penyakit lainnya ini bisa dilakukan secara cepat.
Baca juga: Dinkes Babel menangani 201 pasien penderita HIV
"HIV AIDS ini harus kita dideteksi, karena penularannya sangat laten, ditambah lagi prilaku seksual di zaman sekarang ini sudah bergeser. Tidak hanya laki-laki dengan perempuan tetapi juga Laki-laki Suka Laki-laki (LSL)," ujarnya.
Menurut dia, penularan virus HIV AIDS dari perilaku menyimpang laki-laki suka laki-laki ini sulit dideteksi. Apalagi kasus orang tertular virus ini di Kota Pangkalpinang sudah mengalami peningkatan.
"Kita berharap dengan skrining kesehatan di lingkungan pelabuhan ini dapat meminimalisir penularan virus HIV AIDS yang menyerang ketahanan tubuh masyarakat daerah ini," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepulauan Babel Andri Nurtito menyatakan terhitung sejak Januari hingga September 2024 tercatat 201 orang terpapar HIV yang tersebar di Kabupaten Bangka 44 kasus, Belitung 19 kasus.
Selanjutnya jumlah pasien HIV di Kabupaten Bangka Barat sebanyak 17 orang, Bangka tengah 16 orang, Bangka Selatan 5 orang, Belitung Timur 20 kasus, dan Kota Pangkalpinang 80 orang pasien.
"Saat ini kasus HIV tertinggi terdapat di Kota Pangkalpinang, karena prilaku seksual masyarakat yang tidak sehat seperti seks sesama jenis, tukar-tukar pasangan, dan lainnya," kata Andri Nurhito.