Pangkalpinang (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Didit Sri Gusjaya berharap PT Timah Tbk menunda rencana aktifitas pertambangan di laut Desa Beriga, Kabupaten Bangka Tengah, untuk menghindari potensi konflik pada bulan Ramadhan ini.
"Saya belum komunikasi dengan direksi PT Timah dan saya harap Pak Pj Gubernur saja yang menelepon beliau," kata Didit di Pangkalpinang, Selasa.
Didit mengatakan dirinya mendapat informasi dari masyarakat Desa Beriga bahwa sudah ada ponton yang masuk di laut Beriga karena akan ada rencana aktifitas pertambangan.
Didit juga berharap masyarakat tidak melakukan aksi demonstrasi di bulan Ramadhan ini karena dapat menimbulkan potensi konflik antara aparat keamanan dengan masyarakat sehingga kekhusukan ibadah puasanya
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Kapolda Babel Irjen.Pol Hendro Pandowo yang sudah memerintahkan Dir Ops, langsung merespon dan kebijaksanaannya menarik pasukan.
Didit berharap semua pihak untuk menahan diri sehingga tidak menimbulkan konflik selama Ramadhan ini.
Kapolres Bangka Tengah AKBP Pradana Aditya Nugraha menegaskan bahwa pihaknya menempatkan sejumlah personel di pesisir laut Desa Batu Beriga untuk mencegah terjadinya konflik pertambangan bijih timah, karena derasnya penolakan dari warga setempat.
"Kehadiran aparat di lokasi bukan untuk mengintimidasi warga, melainkan sebagai langkah preventif guna mencegah potensi konflik di tengah perbedaan pendapat antara masyarakat yang pro dan kontra terhadap aktivitas pertambangan bijih timah," kata Aditya Nugraha.
Aditya mengatakan saat ini Polres Bangka Tengah bersama unsur TNI dan Brimob Polda Babel telah menarik ratusan personel dari Beriga, Kecamatan Lubuk Besar, setelah sebelumnya membangun posko pengamanan guna menjaga stabilitas keamanan terkait aktivitas penambangan timah di laut yang direncanakan oleh PT Timah Tbk.
"Perlu kami sampaikan kepada warga, bahwa Kami hadir untuk memastikan situasi tetap kondusif dan mencegah adanya benturan antarkelompok masyarakat. Tidak ada upaya intimidasi atau pemaksaan, semua dilakukan dengan pendekatan humanis dan dialogis," ujarnya.
Menurut dia, penarikan personel ini merupakan langkah strategis untuk meredakan ketegangan dan sekaligus memberi ruang bagi masyarakat serta para pihak terkait untuk berdialog dalam rangka mencari solusi terbaik.