Belitung Timur, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membangun jembatan sementara (ramp door) untuk mencegah terisolasinya warga setelah jembatan penghubung antardesa di Dusun Aik Ruak Desa Simpang Tiga Kecamatan Simpang Renggiang, putus diterjang banjir.
"Jembatan itu putus akibat banjir. Kita bergerak cepat membangun ramp door agar akses warga tidak lumpuh dan roda ekonomi tetap berjalan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Pertanahan, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRP2RKP) Kabupaten Belitung Timur Idwan Fikri di Manggar, Sabtu.
Idwan menjelaskan pembangunan jembatan darurat dilakukan bersama Balai Penyelenggara Jalan Nasional (BPJN) Babel, TNI/Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kolaborasi lintas instansi itu diperlukan agar jalur transportasi segera pulih dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
Saat ini jembatan sementara sudah bisa dilalui kendaraan, namun hanya dengan batas tonase maksimal tiga ton.
Sementara itu, panjang ramp door hanya sembilan meter, sedangkan kerusakan badan jalan mencapai 15 meter, sehingga pemasangan dilakukan melalui beberapa tahapan teknis.
“Untuk keselamatan pengguna jalan, kami mengimbau pengguna kendaraan dengan tonase di atas tiga ton agar tidak memaksakan diri melewati jembatan sementara ini dan sebaiknya menggunakan jalur alternatif,” ujarnya.
Putusnya jembatan penghubung tersebut sebelumnya menimbulkan kekhawatiran warga akan terisolasi, terutama karena jalur itu merupakan akses utama masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan ke pasar.
Dengan adanya jembatan sementara, distribusi kebutuhan pokok dan kegiatan ekonomi warga dapat tetap berlangsung meski secara terbatas.
Pemerintah daerah juga memastikan pembangunan jembatan permanen akan menjadi prioritas setelah kondisi darurat teratasi.
“Pemerintah daerah berkomitmen memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana agar aktivitas warga dapat kembali normal sepenuhnya,” kata Idwan.
