Pangkalpinang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar kegiatan Bincang Kek Media – Road to Babel Economic Forum (BEF) dan Babel Business Forum (BBF) di Restoran Saung Ayani, Pangkalpinang, Senin (27/10), sebagai bagian dari upaya mempercepat hilirisasi sektor perikanan menjelang puncak pelaksanaan BEF dan BBF 2025.
Kegiatan ini mengusung tema “Akselerasi Hilirisasi Perikanan dan Penyaluran Kredit Sektoral Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung yang Berkelanjutan”, dengan menyoroti subsektor perikanan sebagai penggerak ekonomi baru yang potensial di daerah kepulauan tersebut.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, mengatakan forum tahunan BEF dan BBF berfungsi sebagai ruang strategis untuk memetakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi daerah serta memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
“Hilirisasi dan pembiayaan sektoral menjadi kunci memperkuat ekosistem perikanan Babel. Melalui forum ini, kami ingin memastikan bahwa sektor perikanan dapat berkembang dari hulu ke hilir dengan dukungan pembiayaan yang tepat,” kata Rommy.
Ia menjelaskan, BI Babel bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta berbagai instansi terkait telah melaksanakan sejumlah kegiatan pra-event pada 20–23 Oktober lalu. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain pelatihan peningkatan mutu produk perikanan serta roadshow edukasi ekonomi ke Universitas Bangka Belitung (UBB) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thaha Saifuddin.
Puncak acara BEF 2025 dijadwalkan berlangsung pada 29 Oktober mendatang dengan menghadirkan sejumlah narasumber nasional dari BRI Pusat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat, serta Bank Indonesia Departemen Kebijakan.
“Kami juga mengundang Gubernur Bangka Belitung beserta jajaran Forkopimda untuk hadir, karena forum ini memiliki dampak strategis yang sejalan dengan arah pembangunan daerah dalam RPJMD,” ujarnya.
Sementara itu, sesi Babel Business Forum (BBF) akan difokuskan pada percepatan penyaluran kredit sektoral bagi pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM di bidang perikanan. BI Babel menilai akses pembiayaan yang cepat dan tepat menjadi faktor penting dalam memperkuat daya saing pelaku usaha lokal.
“Penyaluran kredit di Babel sebenarnya sudah cukup baik, namun kami ingin mempertemukan langsung pelaku usaha dengan lembaga keuangan agar proses pembiayaan bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” kata Rommy menambahkan.
Dalam kegiatan tersebut, BI juga membuka sejumlah booth layanan edukasi dan interaktif bagi masyarakat, seperti edukasi penggunaan QRIS, layanan penukaran uang layak edar, serta kolaborasi dengan Bea Cukai dan OJK untuk meningkatkan literasi keuangan.
Rommy menilai, percepatan hilirisasi perikanan di Babel membutuhkan pendekatan teknis dan peningkatan standar mutu yang komprehensif. Meski demikian, ia optimistis sinergi lintas lembaga yang terbentuk melalui BEF dan BBF akan menjadi langkah konkret dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bangka Belitung.
“Kami percaya, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan, sektor perikanan Babel bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tutupnya.
