Pangkalpinang (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Bangka Belitung (Babel) mencatat ASN dan guru banyak menjadi korban investasi bodong seperti arisan dan kegiatan investasi bodong lainnya karena kurangnya pemahaman dan edukasi yang diterima oleh masyarakat khususnya para guru dan ASN.
"Kita punya program "Guruku Investor Saham" jadi kita beri edukasi dan literasi semua guru agar mengenal investasi keuangan karena guru dan ASN korban investasi bodong tertinggi saat ini," kata Kepala Perwakilan BEI Babel, Fahmi Al-Kahfi kepada media di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan BEI Bangka Belitung bekerjasama dengan PGRI dan Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk memberi edukasi keuangan dan investasi kepada guru-guru yang ada di Babel.
"Saat kita kunjungan ke guru-guru SMA, mereka sangat antusias di edukasi terkait investasi. Adanya literasi ini sedikit demo sedikit guru-guru bisa terbuka tentang investasi dan lebih melek dengan resiko investasi sehingga bijak memilih instrumen investasi apa yang mereka pilih," terang Fahmi.
Dan untuk memberi edukasi kepada para ASN di lingkup Pemerintah daerah, BEI Bangka Belitung juga bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota bahkan mendirikan galeri investasi digital bersama Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Pemerintah Kabupaten Bangka, Bangka tengah dan Pemerintah kabupaten Belitung timur.
"Galeri investasi ini memudahkan kami memberikan penyuluhan secara langsung dengan mengedukasi ASN agar mereka tidak terjebak investasi bodong dan lebih aware terhadap persiapan pensiun," ujarnya.
Menurut Fahmi setiap ada kegiatan literasi terkait investasi yang di gelar oleh BEI Babel, tingkat keingintahuan ASN cukup tinggi, bahkan saat menggelar kegiatan roadshow langsung seperti di pemkab bangka tengah, hampir 500 ASN hadir.
Di tahun 2026 dengan berbagai kegiatan yg di lakukan oleh Bursa Efek Indonesia dan hadirnya galeri investasi, guru dan ASN di Babel tidak lagi menjadi korban investasi bodong tertinggi di Indonesia.
"Mereka tidak hanya senang di beri edukasi digital, bahkan sampai ke level inklusi, membuka account langsung karena merasa sudah yakin terhadap investasi-investasi yang kita kenalkan," tutup Fahmi.
