Jakarta (Antara Babel) - Oase atau disebut juga oasis menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah daerah di padang pasir yg berair cukup untuk
tumbuhan dan permukiman manusia. Pengertian lainnya adalah tempat,
pengalaman, yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut
dan tidak menyenangkan.
Mungkin suasana sejuk itu yang ingin ditunjukkan oleh Ibu Negara
Iriana Joko Widodo bersama dengan para perempuan yang tergabung dalam
Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE Kabinet Kerja) saat
melakukan kunjungan kerja ke Riau pada 29 Maret lalu.
Melihat langsung, berinteraksi, menyentuh, berkomunikasi, berbagi
cerita dan tawa, bernyanyi bersama, hingga tak lupa bagi-bagi sepeda
adalah hal yang dilakukan oleh Iriana dan sekitar 28 orang anggota OASE
di tengah masyarakat Pekanbaru mulai dari bapak, ibu hingga anak-anak.
Mengenai OASE
OASE adalah organisasi khusus yang dibentuk Ibu Negara Iriana Joko
Widodo dan Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla pada 27 Oktober 2014,
bertepatan dengan pelantikan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo periode
2014 - 2019 dengan anggota para pendamping menteri Kabinet Kerja.
Tujuan
OASE adalah untuk mendukung program Kabinet Kerja sesuai kapasitas
sebagai para pendamping sekaligus jejaring komunikasi dan koordinasi
untuk bersama-sama melakukan serangkaian aktivitas bagi masyarakat.
Ada tiga program besar OASE, pertama adalah program pendidikan
khususnya peningkatan kualitas PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan
peningkatkan mutu tenaga pengajar seluruh Indonesia.
Kedua adalah
program kualitas keluarga yaitu mendorong program IVA (Inspeksi Visual
Asam) Test dan program ekonomi keluarga seperti UKM, keterampilan
ibu-ibu dan kerajinan tangan.
Ketiga program sosial budaya yaitu
menggalakkan gerakan anti-pornografi, kekerasan dan perlindungan untuk
anak anti-narkoba dan miras terhadap masyarakat.
Dalam struktur kepengurusan, Iriana Joko Widodo dan Mufidah Jusuf
Kalla duduk sebagai Pembina OASE, sedangkan Erni Guntarti Tjahjo Kumolo
menjadi Ketua Umum, sementara Siti Faridah Pratikno dan Endang Nugrahani
Pramono Anung didapuk sebagai sekretaris, serta Ratnawati Setiadi Jonan
sebagai bendahara. Susunan yang tidak jauh berbeda dengan jabatan yang
diemban para suami mereka.
Sedangkan ketua masing-masing program juga diduduki oleh para istri
menteri Kabinet Kerja yaitu Ratna Megawangi Sofyan Djalil sebagai ketua
bidang Pendidikan Karakter, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo sebagai ketua
bidang Kualitas Keluarga serta Nora Tristyana Ryamizard Ryacudu sebagai
ketua bidang Sosial Budaya.
Dari laman Facebook OASE sudah banyak daerah-daerah yang dikunjungi
OASE seperti Pekanbaru, Riau; Deliserdang, Sumatera Utara; Tangerang;
Karang Anyar, Jawa Tengah; Padang, Sumatera Barat; Madiun, Jawa Timur;
Palembang, Sumatera Selatan; dan tempat lainnya. Tapi sesungguhnya
apakah saja yang dilakukan dalam kunjungan itu?
Interaksi Langsung
Berinteraksi langsung adalah kunci dari aktivitas yang dilakukan
selama kunjungan. Contohnya adalah ketika Iriana dan anggota OASE yang
kompak mengenakan kemeja putih itu datang ke PAUD Mekar Jaya,
Sumahilang, Pekanbaru mengajak anak-anak usia 2-4 tahun bernyanyi lagu
daerah Riau, Soleram pada Rabu (29/3).
"Soleram anak yang manis, anak manis janganlah dicium, sayang, kalau
dicium merahlah pipinya," demikian Iriana bernyanyi sambil bertepuk
tangan bersama dengan sekitar 20 anak usia 2-4 tahun di ruangan ukuran
sekitar 5 x 6 meter. PAUD itu sendiri tidak berada di jalan besar tapi
harus melewati gang sempit di tengah perumahan masyarakat.
Anak-anak yang juga mengenakan kaos putih dan celana kuning itu pun
tampak antusias ikut bernyanyi sambil berdiri dan bertepuk tangan.
Setelah selesai bernyanyi Soleram Iriana lalu meminta anak-anak
menyebutkan Pancasila secara berurutan. Tidak ketinggalan, Ibu Negara
juga meminta para siswa untuk memperkenalkan diri. Selanjutnya Iriana
menyerahkan bingkisan berupa buku dan alat peraga pendidikan kepada para
siswa.
Setelah mengunjungi PAUD, rombongan menuju Pasar Limapuluh, Pekanbaru
tempat dilakukan IVA tes untuk para perempuan demi deteksi dini kanker
serviks.
Kanker itu tidak menimbulkan gejala dan sulit dideteksi pada
stadium awal sehingga sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan melalui
layanan kesehatan dini yang disediakan BPJS Kesehatan.
Satu tenda ukuran sekitar 7 x 8 meter didirikan di depan pasar yang
baru selesai direvitalisasi pada April 2016 itu, tentu pemeriksaan tidak
terbuka untuk diliput.
Tak berapa lama, OASE meluncur ke Gelanggang Olahraga (GOR) Voli
Universitas Islan Riau tempat dilakukan Pelatihan Akbar Guru PAUD
se-Riau. Di sana Iriana menantang sejumlah guru PAUD untuk menangani
kasus-kasus ketika anak didik merajuk.
Seorang pengajar bernama Lince Ria yang datang dari Rumbai menjadi
orang pertama yang berhasil menaklukkan tantangan dari Iriana.
"Biasanya orang tua hanya mengantar anak sampai depan kelas saja, tapi anaknya ngambek
tidak mau masuk kelas karena ditinggal, bagaimana ibu mengatasinya?"
tanya Iriana kepada Lince yang sudah menjadi guru sejak tahun 1980.
"Karena orang tua mau pergi kerja dan anak menangis, maka saya peluk,
lalu saya katakan Nak, papa mau kerja sekarang, ayo sama ibu, ibu peluk
ya atau ibu gendong sebentar. Ayolah nak, nanti papanya cari duit untuk
beli sepatu, kalau sepatu sudah rusak duitnya papa belikan sepatu yang
baru lagi, nanti kan beli warna lain nanti beli warna merah, duh ini
kesempatan untuk peluk ibu Iriana," kata Lince sambil tertawa.
"Aku sukanya sepatu warna hitam bu," kata Iriana yang berperan sebagai anak yang merajuk.
"Iya nanti, sayangku, anakku, nanti bu guru ada cerita yang lucu, ayo
masuk dulu ya nak," tambah Lince yang berasal dari Rumbai.
"Rayuannya maut tak kasih hadiah," kata Iriana akhirnya sembari
menyerahkan kotak yang sudah dibungkus kertas warna cokelat kepada
Lince.
Selanjutnya, Iriana kembali mencari "korban" kali ini para pengajar
yang berusia di bawah 25 tahun. Eni Ratnawati, pengajar PAUD dari
kabupaten Kuansi berhasil dipilih Iriana. Eni ditantang membujuk anak
yang menangis di sekolah.
"Saya ada pertanyaan, ada anak belum dijemput ngambek menangis, bagaimana cara mengatasinya? Ini ada istri menteri pendidikan, Bu Wida (memerankan)," kata Iriana.
"Sayang kalau mamanya belum jemput tunggu di sini dulu ya, sama bunda
di sini, boleh kita main sama bunda, bunda siap bersih-bersih sekolah
nanti bunda antar," kata Eni.
"Mau pulang," kata Suryan Widati Muhadjir Effendy.
"Tapi bunda belum bersih-bersih sekolah, sambil tunggu mamanya boleh
bantu bunda bersih-bersih ya kita saling bantu, bantu ibu ya," kata Eni.
Eni pun akhirnya berhasil membawa pulang bingkisan berisi magic jar dari Iriana.
Selanjutnya saat berhadapan dengan anak-anak remaja yang sedang
mengikuti "Penyuluhan Anti-Narkoba, Kekerasan Seksual dan Pornografi"
untuk pelajar SMA di kota Pekanbaru, Iriana pun berinteraksi dengan
berpura-pura menjadi rekan sebaya para pelajar itu.
"Sekarang kalau ada teman sebelahmu kena narkoba apa yang akan kamu
lakukan? Saya yang pecandu narkoba, sini, contoh saya jadi teman duduk
sebelah. Kalau pakai narkoba kan cirinya pakai pakaian gak bener ya?
Jadi apa yang akan kamu lakukan?" tanya Iriana di Gelanggang Olahraga
Tribuana Pekanbaru.
Muhammad Fitra Hidayat, pelajar SMA Negeri 5 Pekanbaru yang dipilih
Iriana untuk menjawab persoalan itu pun dengan lugas berupaya untuk
"merayu" agar teman sebelahnya itu tidak menggunakan narkoba.
"Halo Iriana, kamu lagi ngapain? Itu obat apa yang ada di tangan kamu
itu? Terus kenapa sih penampilan kamu makin berubah sekarang ini?
Ketagihan apa? Iriana saya lihat semenjak kamu bergaul sama teman-teman
kamu yang di geng sana kamu berubah, penampilan kamu tidak seperti dulu
lagi. Kenapa sih kamu jadi begini? Saya bingung loh, padahal ketika kamu
dulu masih anggun saya suka sama kamu," kata Fitra lancar, seolah
tidak sedang berhadapan dengan Ibu Negara.
Kontan aksi Fitra itu disambut dengan sorakan dari sekitar seribu pelajar SMA yang ada di GOR tersebut.
"Tapi karena kamu berubah seperti ini saya semakin aneh, apa kamu
kena zat-zat narkoba? Jawab dong pertanyaan saya, Iriana kamu mengenakan
narkoba ya? Terus penampilan kamu seperti ini, padahal kamu orang yang
berwibawa loh," tambah Fitra.
"Minta uang," kata Iriana singkat.
"Apa, uang? Gak ada duit dong," jawab Fitra.
"Jadi bagaimana cara kalau teman terkena narkoba, apa nasihatnya?" tanya Iriana.
"Pertama sikap saya sebagai seorang teman jika mengetahui teman saya
menggunakan narkoba, hal yang paling utama adalah mengingatkan kepada
dia agar dia sadar akan bahayanya narkoba sebelum terlambat, sebelum
terjadi yang lebih lagi, kita nasihati dia, kita rangkul dia ke jalan
yang lebih baik lagi," ungkap Fitra.
"Bagus," ujar Iriana.
Usaha Fitra "membujuk" Iriana pun mendapatkan ganjaran satu sepeda.
Sebenarnya ada enam sepeda yang sudah disediakan. Tiga sepeda sudah
dibagikan lebih dulu kepada tiga pelajar yang semangat untuk menari
tarian daerah di kota Lancang Kuning itu.
Interaksi masih berlanjut saat Iriana dan rombongan datang ke Dewan
Kerajinan Nasional (Dekranasda) Riau yang juga sedang mengadakan
pelatihan kerajinan bagi penyandang disabilitas di Pekanbaru.
"Saya Ibu Nuriyah, tinggal di Labubaru, Pekanbaru. Senang rasanya
bisa berkarya di sini karena bisa bertemu dengan teman-teman seperti
saya, menyenangkan bisa berkarya dan memotivasi saya untuk terus
berkarya dan optimis," kata Nuriyah salah satu peserta pelatihan yang
tidak memiliki anggota tubuh lengkap di kantor Dekranasda, Pekanbaru.
Selain berbincang dengan Nuriyah dan rekan-rekannya, Iriana juga
meninjau stan-stan sejumlah kabupaten di provinsi Riau yang memamerkan
barang-barang kerajiannnya, mulai dari kain, tas, rotan, makanan
tradisional hingga alat rumah tangga.
Iriana juga sempat mencoba untuk menenun kain songket khas Riau di
tempat itu dengan menggunakan alat tenun tradisional dan tidak lupa
mencoba sejumlah penganan tradisional Riau.
Meski singkat, namun Iriana dan sejumlah anggota OASE yang datang ke
Pekanbaru yaitu Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ratna Megawangi Sofyan
Djalil, Nora Tristiyana Ryamizard Ryacudu, Siti Faridah Pratikno,
Endang Nugrahani Pramono Anung, Rugaiya Usman Wiranto, Salsia Ulfa
Darmin Peggy Kho Pik Hiang Lukita, Suryan Widati Muhadjir Effendy,
Suzana Ramadhani Masduki, Triana Rudiantara, Endang Budi Karya, Marifah
Hanif Dhakiri, dan Ratnawati Setiadi Jonan, setidaknya berhasil
menghadirkan oase kepada masyarakat Pekanbaru.
Berita Terkait
Jokowi dan Iriana tiba di Solo
20 Oktober 2024 20:15
Sejumlah Menteri ikut antar Jokowi bertolak ke Solo
20 Oktober 2024 17:59
Presiden Jokowi kenakan busana adat khas Betawi pada Sidang Tahunan MPR 2024
16 Agustus 2024 10:13
Jokowi dan Iriana mencoblos di TPS 10 Gambir
14 Februari 2024 09:31
Istana serahkan "misteri dua jari" di mobil presiden pada Bawaslu
29 Januari 2024 19:24
Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana berbusana adat Betawi saat Gala Dinner ASEAN
6 September 2023 20:48
Presiden Jokowi kenakan pakaian adat Tanimbar hadiri sidang tahunan MPR
16 Agustus 2023 10:46
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana tiba di Tiongkok
27 Juli 2023 17:07