Riyadh (Antara Babel) - Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengungkapkan
Bangladesh dan Tunisia meminta pertemuan bilateral dengan Indonesia di
sela Konferensi Tingkat Tinggi Arab, Islam dan Amerika Serikat (Arab
Islamic American Summit) di Riyadh Arab Saudi, Minggu.
"Ada permintaan dari Bangladesh dan Tunisia. Kami masih melihat
kemungkinan waktunya kapan bisa digelar," kata Fachir saat berbincang
dengan wartawan di Hotel Intercontinental Riyadh tempat Presiden Joko
Widodo menginap saat mengikuti KTT Arab, Islam dan AS.
Dia mengungkapkan pertemuan dengan kedua negara itu, selain membahas
soal materi KTT sendiri, juga soal kerja sama ekonomi Indonesia dengan
negara-negara itu.
Dengan Bangladesh, kata Fachir, Indonesia akan meningkatkan kerja sama ekonomi.
"Mungkin akan disepakati Preferential Trade Agreement (PTA) dan penjualan kereta api dari PT Inka," katanya.
Sedangkan dengan Tunisia, lanjutnya, negara itu merupakan pasar nontradisional Indonesia.
"RI fokus pada kerja sama ekonomi dan perdagangan. Karena itu perlu
mendengarkan lebih dahulu harapan dan kepentingan mereka," kata Fachir.
Sebelumnya, Presiden Jokowi kepada pers saat berangkat ke Arab Saudi
di Jakarta, mengungkapkan akan memanfaatkan KTT tersebut untuk
melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Syeikh
Hasina.
Presiden pun berharap Arab Islamic-American Summit akan memberikan
kontribusi nyata untuk membebaskan dunia dari ancaman radikalisme dan
terorisme, serta dalam upaya bersama membangun perdamaian dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Wamenlu juga mengungkapkan KTT yang diselenggarakan pertama kalinya itu diikuti oleh 55 negara.