Muntok, 17/10 (ANTARA-Babel) - Ketua kelompok kerja wartawan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, Husni, mengecam tindak penganiayaan yang dilakukan prajurit TNI kepada sejumlah wartawan yang sedang melakukan peliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Pekanbaru, Riau, Selasa (16/10).
"TNI yang baru saja merayakan HUT ke-67 seharusnya semakin profesional, namun dengan kejadian tersebut menunjukan bahwa institusi TNI belum dewasa dalam era reformasi," ujarnya di Muntok, Rabu.
Ia mengatakan, insiden tersebut tidak seharusnya terjadi apabila oknum TNI tersebut memahami fungsi dan tugas wartawan.
"Kalau memang tidak mengizinkan wartawan mengambil gambar pesat tempur yang jatuh tersebut, akan lebih bijaksana jika dibicarakan baik-baik kepada semua wartawan," kata dia.
Menurut dia, para wartawan tentu akan mengerti dan memahami jika diberi pengarahan mengenai larangan mengambil gambar dari dekat dan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan yang bisa membahayakan keselamatan.
Husni menambahkan, wartawan memahami dalam regulasi jatuhnya pesawat tempur memang ada radius akses publik, namun tidak perlu dijaga dengan kekerasan karena dalam menjalankan tugas wartawan ada undang-undang yang mengaturnya.
"Meskipun demikian, namun wartawan pun berkepentingan dalam melaksanakan tugasnya , dalam kasus ini seharusnya petugas TNI AU cukup membuat garis pembatas tidak perlu melakukan pemukulan, pencekikan dan aksi kekerasan lain terhadap wartawan," kata dia.
Menurut dia, kejadian tindak kekerasan terhadap sejumlah wartawan di Pekanbaru merupakan salah satu contoh upaya pembungkaman kebebasan pers yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999.
Selain itu, kejadian tindakan tersebut juga merupakan tindakan yang melenceng dari amanat UU Nomor 14 tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik.
Ia mengatakan, Prajurit TNI merupakan orang-orang pilihan yang berpendidikan, memiliki moral dan berwawasan luas serta memiliki kewajiban melindungi setiap warga negara Indonesia.
"Arogansi seperti itu harus dihapus, usut pelaku penganiaayaan, karena apa yang dilakukan aparat TNI AU sebagai bentuk tindak pengamanan yang berlebihan dan salah kaprah. Kami tekankan wartawan bukan musuh TNI," kata dia.
Jurnalis Bangka Barat Kecam Penganiayaan Wartawan
Rabu, 17 Oktober 2012 16:15 WIB