Pangkalpinang (Antara Babel) - Harga kacang kedelai impor di tingkat distributor di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung naik menjadi Rp11.000 dari Rp10.000 per kilogram, sehingga mempengaruhi produksi usaha tempe dan tahu di daerah itu.
"Kami belum mengetahui secara pasti penyebab harga kedelai impor ini naik, karena saat ini stok komoditas itu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Provinsi Kepulauan Babel Riza Aryani di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan saat ini stok kedelai impor di sejumlah gudang distributor mencapai 115 ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama usaha rumah tangga pembuatan tahu, tempe dan pangan lainnya.
"Saat ini harga kedelai impor ditingkat pengecer cukup bervariasi mulai Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogram, karena harga ditingkat distributor yang sudah mengalami kenaikan," ujarnya.
Menurut Riza kenaikan harga kedelai belum terlalu mempengaruhi usaha tempe dan tahu. Namun demikian, pihaknya terus berupaya untuk menekan kenaikan harga lebih tinggi yang akan memberatkan pelaku usaha dalam mengembangkan dan meningkatkan produksinya.
"Dalam waktu dekat ini kita akan berkoordinasi dengan importir kedelai ini untuk mengetahui penyebab kenaikan harga dan mencari solusi untuk menekan harga komoditas ini," ujarnya.
Sementara itu, kata dia harga kacang tanah ditingkat distributor turun menjadi Rp24.000 dari Rp26.000 per kilogram, karena stok cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Saat ini stok kacang tanah 27 ton atau mengalami peningkatan dibandingkan pekan lalu sebanyak 15 ton," ujarnya.
Demikian juga harga kacang hijau turun menjadi Rp20.000 dari Rp21.000 per kilogram, karena pasokan dari daerah sentra produksi lancar.
"Kami berharap distributor komoditas kacang-kacangan terutama kedelai untuk terus meningkatkan pasokan, guna mengantisipasi kenaikan harga yang lebih tinggi yang akan memberatkan ekonomi masyarakat," ujarnya.