"Kami kecewa terhadap kasus sodomi yang dilakukan seorang guru terhadap anak-anak. Saya meminta agar aparat penegak hukum memberikan hukuman yang berat sesuai tindakan tersangka," kata Yembise.
Dia juga mengimbau orangtua agar mampu meningkatkan kepercayaan diri anak-anaknya dan mengawasi perubahan anak, serta menghimbau agar pengelola sekolah lebih selektif memilih pengajar.
"Orangtua harus lebih peka terhadap perubahan pada anak. Selain itu, orang tua juga harus mampu meningkatkan kepercayaan diri pada anak tanpa bantuan orang pintar atau oknum - oknum yang bisa menjanjikan prestasi atau kemampuan diri," kata dia.
Dia juga meminta agar tetap dilakukan penyembuhan trauma terhadap para korban dan menghimbau agar pihak sekolah atau madrasah lebih selektif memilih pengajar yang seharusnya menjadi pengganti orangtua di lingkungan pendidikan.
Berdasarkan keterangan Polresta Tangerang, korban sodomi berusia 7-15 dan semula berjumlah 25 orang, hingga kini yang terlapor bertambah menjadi 41 orang.
Sebelumnya, kasus ini dilatarbelakangi kepercayaan anak-anak terhadap tersangka yang mencitrakan diri memiliki ajian atau kekuatan dan bisa mengobati orang sakit.
Tersangka pun bersedia memberikan ajian itu dengan syarat anak-anak rela dia sodomi. Kesediaan anak-anak untuk disodomi tak terlepas dari ketakutan yang ditanamkan tersangka kepada mereka.