Pangkalpinang (Antara Babel) - Badan Pengelola Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Bangka Belitung memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada petani sebagai langkah awal peningkatan produksi lada di daerah itu.
"Teknologi ramah lingkungan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada para petani bahwa menanam lada bisa menggunakan tiang panjat hidup dari pohon gamal serta penggunaaan pupuk dari bahan organik," ujar Kepala Divisi Perkebunan BP3L Provinsi Bangka Belitung, Herwan, Rabu.
Dia mengatakan pengenalan teknologi ramah lingkungan kepada petani biasa dilakukan BP3L di kebun percontohan lada yang terletak di Desa Cambai, Kabupaten Bangka Tengah.
"Sekarang ini sudah banyak petani yang datang ke kebun percontohan untuk mendapatkan pemahaman serta belajar langsung dan melakukan praktik dalam bercocok tanam lada," ujarnya.
Dikatakannya, di tempat tersebut para petani belajar bagaimana pembibitan dengan cara penyetekan, bagaimana cara penyemaian bibit dan bagaimana cara mengunakan tiang panjat hidup menggunakan jenis kayu gamal yang merupakan kayu terbaik untuk junjung lada.
"Dengan diajarkan cara membuat stek, para petani diharapkan bisa menghasilkan bibit sendiri sehingga tidak perlu lagi membeli bibit baru," katanya.
Menurut dia, selama ini banyak petani yang berpikir kalau junjung kayu hidup tidak bagus untuk menanam lada karena akan ada persaingan makanan unsur hara antara lada dengan junjung hidup tersebut.
"Namun setelah dilakukan pengujian, apa yang dipikirkan para petani tidak terbukti dan saat ini teknologi ramah lingkungan seperti junjung hidup harus digunakan, terlebih persediaan junjung mati sudah susah didapatkan," katanya.
Selain itu, penggunaan pupuk organik harus dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar menjadi lebih gembur, namun penggunaan pupuk kimia masih harus dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan lada dalam jumlah yang lebih sedikit.
"Teknologi ramah lingkungan cukup sederhana pengerjaannya, cukup dengan menggunakan tiang panjat hidup yang biayanya lebih murah dan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi dengan menggunakan pupuk organik yang didapatkan dari kelompok ternak," jelasnya.
Dijelaskannya, penggunaan tiang panjat hidup mempunyai umur pakai hingga 15 tahun, atau tiga kali lebih lama bila dibandingkan dengan junjung mati yang hanya sampai lima tahun saja.
"Yang terpenting saat ini adalah mengubah pola pikir masyarakat kalau berkebun lada itu tidak semahal yang dibayangkan. Dengan teknologi ramah lingkungan ini berkebun lada bisa lebih murah," ujar Herwan.
BP3l Babel Kenalkan Teknologi Ramah Lingkungan
Kamis, 16 Januari 2014 9:30 WIB