Pangkalpinang (Antara Babel) - Stok daging ayam di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) berkurang karena peternak membatasi pemeliharaan selama musim pancaroba dimana ayam rentan dijangkiti penyakit.
harga daging naik menjadi Rp32 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp20 ribu," ujar pedagang daging ayam, Suhaiman di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Minggu.
Ia menjelaskan, kenaikan harga daging ayam karena pasokan dari peternak lokal berkurang, sementara dalam sepekan terakhir pasokan dari Palembang, Sumatera Selatan juga mengalami penurunan.
"Selama musim hujan dan pancaroba ini sebagian besar peternak mengurangi jumlah ternak ayam untuk mengantisipasi kerugian karena selama musim hujan ayam mudah diserang berbagai penyakit seperti tetelo, flu burung dan lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan harga daging ayam tidak mempengaruhi permintaan masyarakat yang masih tinggi, karena harga daging ayam masih murah dibandingkan harga daging sapi dan ikan.
"Kami belum berani menaikkan harga terlalu tinggi yang akan memberatkan ekonomi masyarakat yang masih lesu dan pada akhirnya masyarakat enggan membeli ayam dan kami mengalami kerugian" ujarnya.
Ia memperkirakan harga daging ayam ini akan terus mengalami kenaikan apabila pasokan dari peternak semakin berkurang.
"Apabila jumlah ayam di peternakan semakin berkurang, maka harga akan semakin tinggi dan pada akhirnya harga daging ayam di pasar juga naik yang akan memberatkan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Demikian juga Faisal pedagang daging ayam lainnya yang mengatakan pasokan ayam kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga harga naik.
"Kenaikan harga ini juga dipengaruhi kenaikan harga pakan ayam dan biaya perawatan yang cukup tinggi selama musim hujan ini," ujarnya.
Sementara itu, Hendra, pedagang daging sapi mengatakan harga daging sapi masih bertahan tinggi Rp105 ribu per kilogram dari harga normal Rp95 ribu.
"Harga daging sapi masih tinggi, sehingga kami kesulitan untuk memasarkan daging seiring daya beli masyarakat yang masih lesu sebagai dampak menurunnya hasil perkebunan karet, sawit, lada putih dan tambang bijih timah," ujarnya.