Jakarta (Antaranews Babel) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny Lukito mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membangun kapasitas Palestina salah satunya untuk sektor kesehatan.
"Indonesia sangat berkomitmen untuk membantu negara berkembang lainnya, terutama negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)," kata Penny di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan sebagai tahap awal BPOM bekerja sama dengan Palestina untuk hal teknis yaitu untuk pengawasan obat.
Secara umum, kata dia, komitmen BPOM mendukung Palestina dalam pengembangan kapasitas obat-obatan dan fungsi rutinisasi makanan seperti otorisasi uji klinis, otorisasi pemasaran, inspeksi peraturan, pengujian laboratorium, release vaksin, farmakovigilan serta pengawasan dalam bentuk pelatihan dan saran teknis.
"Selain itu BPOM RI juga secara aktif akan mendorong asosiasi farmasi dan makanan dari Indonesia untuk berpartisipasi dalam menyediakan obat-obatan dan makanan bagi warga Palestina," kata dia.
Dia mengatakan pelatihan untuk Palestina tahun pertama pada 2018 fokus dalam pertemuan melakukan pembandingan sistem pengawasan obat dan makanan di Palestina, menilai serta mengidentifikasi kesenjangan. Kesenjangan itu bisa berupa kapasitas teknis dan fungsional untuk melaksanakan fungsi regulasi obat dan makanan.
Selanjutnya, kata dia, dapat dibuat prioritas kebutuhan pelatihan dalam pengembangan pelatihan untuk inspektur pengawas Palestina.
Tahun kedua, kata Penny, kerja sama teknis akan memberikan pelatihan mendalam tentang bidang tertentu dan tahun ketiga kemitraan teknis berfokus pada tahap pengimplementasian fungsi regulasi di Palestina.
Dengan pembangunan kapasitas soal obat, kata dia, maka bisa mendorong kemajuan di Palestina untuk pengawasan obat. Lebih jauh dari itu, kemajuan di bidang pengawasan obat bagi Palestina bisa membawa negara tersebut masuk dalam forum internasional.
Secara langsung atau tidak, sepak terjang untuk Palestina di tingkat global sangat penting untuk keberadaan negara tersebut. "Pembangunan kapasitas ini agar Palestina bisa berperan untuk dalam negerinya dan di forum internasional semakin terlibat," katanya.
Menurut dia, kemandirian Palestina harus terus didorong termasuk di bidang obat dan makanan. Sebagai langkah awal, Indonesia bermitra dengan Palestina untuk pembangunan kapasitas pengawasan obat.
Ke depan, kata dia, Indonesia dan Palestina akan terus meningkatkan kerja sama dalam bidang pengawasan obat. Dengan kemandirian Palestina dalam bidang pangan dan obat tentu akan membuat negara tersebut mandiri dan jaminan keamanan produk kepada masyarakatnya menjadi lebih baik.
"Nanti bagaimana pengelolaan obat dan makanan ini mengarah pada ranah yang lebih luas, untuk produksi, ekspor impor. Kerja sama bisa lebih jauh untuk ekonomi di bidang obat dan makanan. Terlebih kerja sama ini tidak hanya satu tahun saja tapi 'multi years'," kata dia.