Balikpapan (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan pelatihan mengajar kepada prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang akan bertugas di daerah perbatasan.
"Pelatihan dilakukan selama 40 jam kepada prajurit TNI yang bertugas di perbatasan. Di Yonif 600 Raider ini sebanyak 450 prajurit," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Supriano di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Para prajurit TNI tersebut akan ditempatkan di Malinau dan Nunukan. Para prajurit itu selain menjaga perbatasan, juga mengajar di sejumlah sekolah yang kekurangan guru.
Supriano mengatakan pihaknya menyambut baik program tersebut karena merupakan langkah strategis pemerintah memberikan layanan pendidikan di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
"Para prajurit ini akan membantu sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Banyak sekolah-sekolah di daerah perbatasan yang mengalami kekurangan guru, karena ada guru yang tidak tahan ditempatkan di daerah itu."
Dengan bimbingan teknis itu, dia berharap para prajurit bisa mengajar dengan menyenangkan. Selama ini para prajurit TNI yang bertugas di daerah 3T juga mengajar di sekolah. Hal ini dikarenakan kekurangan guru di daerah itu.
"Guru kita banyak, cuma yang menjadi masalah adalah pendistribusiannya."
Supriano menambahkan kerja sama itu merupakan sinergi pemerintah dan TNI dalam mencerdaskan anak bangsa.
Para personil TNI AD tersebut akan dibekali lima kemampuan yakni penguatan karakter, bela negara, baca, tulis, hitung (calistung), kecakapan hidup dan kepanduan.
"Mereka akan dibimbing dan dilatih oleh para widyaiswara dan dosen-dosen yang berpengalaman dan terlatih di bidangnya," jelas dia.
Selain pelatihan di Balikpapan, Kemendikbud juga memberikan pelatihan kepada Batalyon 303 Raider Garut dengan jumlah peserta 450 orang pada waktu bersamaan.