Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dinkes Babel) mewaspadai kejadian luar biasa (KLB) penularan demam berdarah dengue (DBD), karena meningkatnya kasus DBD selama musim hujan di pulau penghasil timah itu.
"Kasus DBD selama Januari hingga awal 11 Februari 2020 sudah mencapai 284 kasus atau meningkat dibandingkan 2019 sebanyak 150 kasus," kata Kepala Dinkes Babel, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan peningkatan kasus DBD terutama di Belitung yang cukup tinggi ini belum bisa dikatakan sebagai KLB, karena masih dapat dikendalikan melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk secara massif.
"Kami belum melakukan tindakan-tindakan dalam menekan DBD secara massal, karena masih sebatas belum KLB," ujarnya.
Menurut dia meski DBD ini belum KLB, namun penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti mengalami peningkatan terus selama musim hujan yang diperkirakan hingga April dan Mei 2020 intensitas hujan sudah turun.
"Saya mengimbau dalam dua hingga tiga bulan ini masyarakat melakukan pemeriksaan dan memberantas sarang nyamuk. Jangan ada jentik nyamuk agar terhindar dari DBD," lanjutnya.
Ia menambahkan berdasarkan monitoring kasus selama Januari hingga 11 Februari 2020 ditemukan 284 kasus tersebar di Belitung mencapai 150 kasus, Bangka Tengah 46 kasus, dan Bangka 22 kasus.
Selanjutnya, kasus DBD di Kabupaten Bangka Barat 27 kasus, Bangka Selatan 14 kasus, Belitung Timur 12 kasus dan Kota Pangkalpinang sebanyak 13 kasus DBD.
"Dua dari 284 pasien DBD yang meninggal dunia ini terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, karena kondisi pasien sudah cukup parah waktu ditangani di rumah sakit," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kasus DBD selama Januari hingga awal 11 Februari 2020 sudah mencapai 284 kasus atau meningkat dibandingkan 2019 sebanyak 150 kasus," kata Kepala Dinkes Babel, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan peningkatan kasus DBD terutama di Belitung yang cukup tinggi ini belum bisa dikatakan sebagai KLB, karena masih dapat dikendalikan melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk secara massif.
"Kami belum melakukan tindakan-tindakan dalam menekan DBD secara massal, karena masih sebatas belum KLB," ujarnya.
Menurut dia meski DBD ini belum KLB, namun penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti mengalami peningkatan terus selama musim hujan yang diperkirakan hingga April dan Mei 2020 intensitas hujan sudah turun.
"Saya mengimbau dalam dua hingga tiga bulan ini masyarakat melakukan pemeriksaan dan memberantas sarang nyamuk. Jangan ada jentik nyamuk agar terhindar dari DBD," lanjutnya.
Ia menambahkan berdasarkan monitoring kasus selama Januari hingga 11 Februari 2020 ditemukan 284 kasus tersebar di Belitung mencapai 150 kasus, Bangka Tengah 46 kasus, dan Bangka 22 kasus.
Selanjutnya, kasus DBD di Kabupaten Bangka Barat 27 kasus, Bangka Selatan 14 kasus, Belitung Timur 12 kasus dan Kota Pangkalpinang sebanyak 13 kasus DBD.
"Dua dari 284 pasien DBD yang meninggal dunia ini terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, karena kondisi pasien sudah cukup parah waktu ditangani di rumah sakit," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020