Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan pola budi daya dan pengolahan kerang yang dilakukan di Desa Sukal, Simpang Teritip.

"Dalam setahun terakhir kami secara intensif melakukan berbagai penelitian kerang di desa tersebut, kami harapkan kerja sama ini mampu memberi manfaat lebih bagi masyarakat pesisir," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat Herzon di Muntok, Jumat.

Ia mengatakan bentuk penelitian yang dilakukan bersama tersebut fokus pada pola budidaya yang perlu dilakukan untuk menggenjot produksi kerang darah di desa tersebut.

Selain itu, pola budi daya, kata dia, melalui kerja sama itu kini juga sedang dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan apa saja yang ada di dalam kerang darah yang dibudidayakan warga nelayan setempat.

"Kami harapkan dari uji laboratorium itu bisa diketahui apa saja kandungan di dalamnya dan manfaatnya, selain untuk mengetahui juga adakan kandungan zat-zat berbahaya karena kerang jenis ini berkembang di lokasi berlumpur," kata dia.

Ia mengatakan kerang darah beberapa tahun terakhir dikembangkan masyarakat nelayan Desa Sukal dan semakin berkembang seiring meningkatnya permintaan pasar.

Bahkan, pemasaran kerang segar ini tidak hanya di kabupaten itu, namun sampai ke Sumatera Selatan dengan jumlah produksi ratusan ton setiap kali masa panen.

"Untuk benih bantuan dari pemerintah saja sekitar 130 ton, belum yang dibeli warga secara swadaya yang mencapai lebih dari 300 ton, benih itu akan berkembang hingga tiga sampai empat kali lipat dalam waktu enam bulan," kata dia.

Ia mengharapkan, budi daya kerang darah di Desa Sukal yang masuk dalam rencana pembangunan jangka panjang (RPJM) Dirjen Perikanan tersebut akan semakin berkembang dan bisa menyejahterakan warga setempat.

"Budi daya kerang darah Desa Sukal merupakan satu-satunya di seluruh Babel, kami harapkan usaha sampingan warga nelayan di desa itu semakin berkembang  dan bisa menggerakkan warga desa di sekitarnya untuk melakukan budidaya atau pengolahan produk laut lainnya," kata dia.

Selain penelitian budi daya dan daging kerang, kata dia, LIPI juga melakukan penelitian di perairan Desa Bakit yang sudah ditetapkan sebagai sentra pengembangan rajungan.

 "Kami harapkan kawasan perlindungan laut Desa Bakit tetap terjaga kelestariannya dan rajungan yang dikelola masyarakat di daerah itu benar-benar berkembang sesuai harapan sehingga bisa membantu kesejahteraan warga pesisir di daerah itu," kata dia.

Pewarta: Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014