Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan tiga desa dari 11 desa lokasi fokus stunting di daerah itu sudah nihil kasus stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Nurita di Sungailiat, Sabtu, mengatakan tiga desa nihil atau zero stunting itu adalah Desa Saing, Maras Senang dan Desa Rukam.
Sedangkan delapan desa lainnya seperti Desa Nenang, Mendo, Cengkong Abang, Penagan, Air Duren, Kota Kapur, Rinding Panjang dan Desa Gunung Muda masih ditemukan kasus stunting dengan angka sebaran kasus yang beragam.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk peran swasta bersama-sama bertekad membantu dalam percepatan penurunan stunting, karena kasus ini tidak dapat hanya ditangani sepihak," jelasnya.
Dikatakan, pihaknya memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan berbagai sektor terkait, baik antarlembaga maupun organisasi dan mitra kerja potensial.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan stunting, di mana BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana di Indonesia. BKKBN mendapatkan mandat baru, yaitu menurunkan angka kekerdilan di Indonesia dari 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 14,00 persen pada tahun 2024.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr Then Suyanti mengatakan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGM) pada penimbangan anak pada Agustus 2022 prevalensi stunting pada anak usia di bawah lima tahun dan anak usia di bawah dua tahun di Kabupaten Bangka tercatat 1,43 persen atau 329 anak.
"Kami menjalankan intervensi gizi, termasuk memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik dan balita kurang gizi, guna menurunkan angka kasus stunting di desa-desa lokus penanganan stunting," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Nurita di Sungailiat, Sabtu, mengatakan tiga desa nihil atau zero stunting itu adalah Desa Saing, Maras Senang dan Desa Rukam.
Sedangkan delapan desa lainnya seperti Desa Nenang, Mendo, Cengkong Abang, Penagan, Air Duren, Kota Kapur, Rinding Panjang dan Desa Gunung Muda masih ditemukan kasus stunting dengan angka sebaran kasus yang beragam.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk peran swasta bersama-sama bertekad membantu dalam percepatan penurunan stunting, karena kasus ini tidak dapat hanya ditangani sepihak," jelasnya.
Dikatakan, pihaknya memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan berbagai sektor terkait, baik antarlembaga maupun organisasi dan mitra kerja potensial.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan stunting, di mana BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana di Indonesia. BKKBN mendapatkan mandat baru, yaitu menurunkan angka kekerdilan di Indonesia dari 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 14,00 persen pada tahun 2024.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr Then Suyanti mengatakan berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGM) pada penimbangan anak pada Agustus 2022 prevalensi stunting pada anak usia di bawah lima tahun dan anak usia di bawah dua tahun di Kabupaten Bangka tercatat 1,43 persen atau 329 anak.
"Kami menjalankan intervensi gizi, termasuk memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik dan balita kurang gizi, guna menurunkan angka kasus stunting di desa-desa lokus penanganan stunting," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022